Pedagang Pasar Pucang Surabaya Enggan Kulak Beras, Ini Sebabnya
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Pucang Surabaya memilih menahan diri untuk tidak menjual beras eceran. Hal ini karena harga yang naik dan kualitas beras tetap. Sedangkan pembeli banyak mencari beras saat operasi pasar digelar Pemkot Surabaya, di pasar.
Aan pedagang Toko 56 Jaya mengaku, penjualan beras di tempatnya menurun. "Sekarang saya hanya menghabiskan stok yang ada karena harganya tinggi. Males jual beras sementara ini karena mahal, terus kualitasnya jelek, makanya sepi," ungkap Aan, Senin 6 Februari 2023.
Ia menyebut kenaikan harga beras ini sudah terjadi secara bertahap mulai Desember 2022 lalu. Terakhir ini rata-rata terjadi kenaikan antara Rp1.000 per Kg. Karena itu, beras yang dijual juga naik Rp1.000 per Kg.
Saat ini, beras kualitas rendah harga jualnya Rp9.000 per Kg, lalu kualitas sedang Rp10.000 per Kg, dan kualitas super Rp 11.000 per Kg. "Nah ini saya tinggal habisin stok sisa yang super aja," aku Aan.
Terkait operasi pasar yang digelar oleh pemerintah, ia mengaku tidak merasakan dampaknya. Justru, pembeli banyak membeli di tempat operasi pasar dibanding di pedagang.
Menurutnya, operasi pasar harus disesuaikan dengan sasaran yang dituju. "Operasi pasar itu untuk siapa? Kami gak dikasih pemberitahuan, malah pembeli banyak yang beli di sana. Jadi kalau operasi pasar untuk pedagang ya di pasar, dikasih kupon pedagangnya dan ada batasan pembelian maksimal, kalau menyasar warga harusnya di kelurahan saja atau RT/RW," kata dia.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain Ismail. Menurutnya beras naik dari Rp10.000 jadi Rp11.200 per Kg. "Ini beras rojo (super) ya cuma satu ini kalau gak laku sekarang kadang tak buat makan sendiri," ungkap Ismail.
Advertisement