Pedagang Hewan Kurban di Jakarta Mengeluh, Pembeli Masih Sepi
Pedagang hewan kurban di kawasan Jabodetabek mengeluhkan sepinya pembeli sapi untuk kurban, meskipun harganya sudah diturunkan.
Dua minggu membuka lapak ada yang mengaku belum seekor pun yang laku. Kondisi ini jauh berbeda dibanding penjualan tahun 2023.
"Waktu itu dalam satu minggu laku 5 ekor. Sekarang baru sebatas lihat-lihat sambil foto-fotoan, belum ada yang melakukan transaksi," ujar seorang pedagang hewan kurban di Srengseng Jakarta Barat bernama Abudullah.
Untuk menarik pembeli harga sapinya terpaksa diturunkan antara Rp3 juta sampai Rp4 juta per ekor. Tapi masih tetap sepi. Penawarannya di bawah harga pokok.
Ia mengambil contoh seekor sapi dengan berat sekitar 400 kilogram, dari harga Rp29 juta diturunkan menjadi Rp26 juta. Masih ditawar Rp23 juta. "Yang diinginkan pembeli sapinya gede, harganya murah," kata Dullah sambil tersenyum.
Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Hj Zulaikah, penyedia hewan kurban di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat.
Selama sepuluh hari buka kandang, baru laku dua ekor. "Tahun 2023 dalam satu minggu sapi saya terjual 11 ekor, harganya pun cukup bagus," kenang Zulaikah.
Pedagang hewan kurban khusus sapi Lombok ini sudah mencoba menghubungi pelanggannya dari kalangan takmir masjid dan majelis taklim, tapi belum ada respons.
Ia memprediksi sepinya pembeli hewan kurban karena tahun lalu sudah banyak yang kurban rame-rame. Atau karena menghadapi tahun ajaran baru. Sehingga dananya dialihkan untuk biaya pendidikan anaknya.
Peternak asal Lombok NTB itu berencana menampung 100 ekor kambing yang akan dikirim temannya dari Jawa Tengah. "Teman saya itu kesulitan tempat, saya tampung karena masih ada ruang yang kosong," katanya.
Kambing yang akan segera dikirim, harganya berkisar Rp2,5 sampai Rp4 juta. "Beberapa hari terakhir kebetulan banyak yang menanyakan kambing kurban. Mereka berkeyakinan hewan kurban yang afdol adalah kambing.