Pedagang Ampel Cemas Penghasilan saat Ramadan Terancam Berkurang
Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata religi Sunan Ampel Surabaya cemas dengan penghasilannya di bulan Ramadan ini. Sebab, para pedagang diminta untuk pindah ke Serambi Ampel yang dulunya merupakan bekas Rumah Potong Hewan (RPH) Babi.
Salah satu pedagang bernama Tika mengungkapnya, sejak kecil saat membantu orang tuanya, ia telah berjualan kurma saat Ramadan di kawasan Ampel bersama puluhan pedagang lainnya. Tetapi, dirinya mengaku kaget karena ada penertiban dari Satpol PP, Selasa, 5 Maret 2024.
Relokasi ini memberatkan buat Tika. Ia berupaya untuk bertahan di lapak dagangannya. Ia pun menumpang ke saudaranya yang memiliki warung di sekitar kawasan Ampel.
"Saya baru berjualan kemaren, lalu disuruh pindah. Ini saya numpang ke sini (warung saudaranya) supaya bisa berjualan," ungkap warga Bulak Banteng itu.
Tika menyadari, dirinya hanya pedagang musiman yang berjualan satu tahun sekali selama Ramadan. Tetapi, dirinya menyayangkan tidak adanya pemberitahuan sebelumnya.
"Obrakan (penertiban) mendadak. Saya tidak bisa dipindah ke Serambi Ampel karena bukan penjual asli sini. Tapi setiap tahun saya jualan di sini, sama seperti lainya (pedagang lainnya)," ujarnya saat ditemui Ngopibareng.id.
Melihat kondisi tempat jualannya saat ini, Tika pun cemas terhadap penghasilannya di Ramadan tahun ini. Ia menyebut, saat berjualan di pinggir jalan dan banyak orang lewat, dirinya bisa meraup keuntungan Rp 500.000 sampai Rp1 jutaan.
"Kalau sekarang ya tidak tahu bisa laku apa tidak ini, karena lokasi jualannya masuk begini. Ya, berdoa saja semoga masih dikasih rezeki sama Allah. Doakan ya," ungkapnya sambil meminta doa agar dagangannya laris.
Keluhan yang disampaikan Tika sama seperti yang diungkapkan oleh salah satu pedagang di Serambi Ampel. Lokasi jualan baru ini masih diisi segelintir penjual. Imm, salah satu penjual di Serambi Ampel tak menampik jualannya memang masih sepi. Sebenarnya, dirinya tak keberatan direlokasi asal pembelinya ramai.
"Dulu saya jualannya di dekat terminal, lalu dipindah ke sini. Sebenarnya tidak masalah dipindah tapi masih sepi ini, katanya nanti ramai kalau sudah jadi semua," ungkap perempuan 27 tahun tersebut.
Terlebih saat ini, stand pedagang harus digunakan bergantian karena Serambi Ampel belum selesai dibangun sepenuhnya.
"Ini shif-shif-an jualanya, saya dari pagi sampai sore nanti malam diganti orang. Saya yang biasanya jualnya 24 jam jadi cuma setengah hari," ungkapnya.
Meski demikian, Imm tetap optimis bahwa rezeki tidak akan tertukar. Dirinya pun memilih mengikuti relokasi yang sudah ditetapkan Pemkot Surabaya.
"Semoga saja benaran ramai, karena sekarang masih sepi dan shif-shifan. Rejeki tidak akan tertukar," harapnya.
Sebagai informasi, Pemkot Surabaya mengubah fungsi eks Rumah Potong Hewan (RPH) Babi Pegirian menjadi Serambi Ampel. Lokasi jualan baru ini sudah diresmikan oleh Walikota Eri Cahyadi. Serambi Ampel sebagai tempat kulineran baru di kawasan wisata religi Sunan Ampel, sejak Selasa, 5 Maret 2024.
Eri Cahyadi mengatakan, peresmian Serambi Ampel adalah sebagai langkah awal Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel. Selain itu, juga sebagai tanda terima kasih dirinya kepada para kyai, ulama, dan habaib di Kota Surabaya, khususnya Sunan Ampel.