Pecman, Alat Ampuh Pembunuh Jamur Inovasi Mahasiswa UB
Salah satu proses yang paling memakan waktu saat memulai budidaya jamur adalah sterilisasi media untuk tumbuhnya jamur. Media tumbuh jamur ini sering disebut dengan baglog.
Asal tahu saja, sebelum disemai bibit jamur, baglog harus disterilsasi dari bakteri-bakteri atau jamur liar. Tujuannya agar bakteri dan jamur liar tidak tumbuh saat baglog diisi dengan bibit jamur yang diinginkan. Jika sampai jamur liar yang tak diinginkan itu tumbuh, maka dikhawatirkan bisa mengangganggu bahkan akan merusak pertumbuhan jamur yang diinginkan.
Biasanya, para pembudidaya jamur melakukan sterilisasi dengan cara merebus dalam drum bekas di atas tungku. Setidaknya membutuhkan waktu antara lima sampai enam jam dihitung setelah suhu mencapai 100°C. Proses sterilisasi baglog untuk jamur kuping, bahkan butuh waktu lebih lama lagi. Setidaknya butuh waktu antara delapan sampai sepuluh jam dihitung setelah suhu mencapai 100°C.
Sudah terbayang bukan, bagaimana ribetnya proses memulai budidaya jamur? Namun, tahapan panjang dan memakan waktu itu mungkin perlu dilakukan lagi. Pasalnya, tiga orang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang berhasil menciptakan alat sterilisasi jamur dengan menggunakan pulsa listrik.
Alat yang diberi nama Pecman (Pulse Electric Sterilization for Mushroom Cultivation) merupakan hasil karya Muhammad Khuzain, I Wayan Angga Jayadiyuda, dan Dwi Uchtiyawati Rohmah, di bawah bimbingan dosen Eka Maulana.
Dengan Pecman, pembudidaya jamur tak perlu lagi harus berjam-jam untuk mensterilisasi baglog. Jika menggunakan Pecman, pembudidaya jamur cukup lima menit melakukan sterilisasi. Bandingkan cara konvensional yang memakan waktu antara delapan sampai sepuluh jam tadi.
Cara kerja alat ini adalah dengan memberikan daya kejut listrik (sterilisasi) ke media tanam jamur. Pemberian daya kejut listrik ini diklaim bisa menonaktifkan bakteri dan jamur liar yang ada pada baglog.
I Wayan Angga Jayadiduda, salah satu perwakilan tim Pecman menyebut, bahwa selama lima menit alatnya diuji coba dengan tegangan yang bervariasi, yaitu, 14 volt, 18 volt dan 22 volt. “Hasilnya terbukti bakterinya lebih sedikit dengan menggunakan tegangan 22 volt dan lama perlakuan lima menit. Bahkan lebih baik dari hasil uji bakteri dengan cara pengukusan,” jelas lelaki keturunan Bali tersebut.
Apa yang diucapkan Wayan itu bukan pepesan kosong. Melainkan berdasarkan uji bakteri yang dilakukan di Laboratarium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan (FTP) Universitas Brawijaya.
Tak hanya lebih singkat, Pecman juga dilengkapi alat pengontrol waktu dan tegangan input sebagai pengatur proses sterilisasi. Informasi suhu, kelembapan, dan daya dari alat akan dikirim kepada pengguna melalui aplikasi sehingga dapat dicek setiap saat.
Dengan Pecman budidaya jamur menjadi semakin singkat dan praktis bukan?