Pecel 'Kayu Jati' Bu Darmo Kediri, Begini Jadinya
Pecel Bu Darmo Kediri siapa yang nggak tahu. Inilah warung pecel yang sudah kesohor sejak puluhan tahun lalu.
Tempatnya di gang kecil. Di jalan kampung Banjaran. Hanya cukup untuk papasan dua mobil kecil. Tapi ruamenya ngidab-ngidabi alias ramai sekali.
Dulu Warung Pecel Bu Darmo menempati rumah kecil. Sebut saja emperan. Karena itu, lebih sering orang harus antri untuk bisa dapat tempat duduk.
Parkirnya harus jauh dari warungnya. Pokoknya butuh perjungan ekstra jika ingin memuaskan perut dengan nasi pecel dan sambel tumpang di Kediri.
Pecel Bu Darmo memang istimewa. Nasinya punel seperti nasi liwet. Sambelnya nendang. Saya memang lebih cocok dengan sambel pecel kediri ketimbang Madiun.
Sebetulnya saya lebih sreg dengan sambel pecel dari Blitar. Seperti halnya kesenangan Presiden RI pertama Bung Karno.
Pecel Blitar lebih terasa kacangnya. Apalagi kalau juga diberi daun jeruk bumbu. Aroma dan rasanya makin terasa. Tambah sip jika kacangnya digoreng tanpa minyak.
Sambel Pecel Kediri tak perlu bermacam campuran bumbu. Yang memperkaya rasa hanya sambal Tumpang. Sambal yang dibuat dengan tempe yang dibusukkan.
Warung pecel Bu Darmo memang memberi kekhasan Kediri. Ia tak sama dengan sambal pecel Madiun maupun Blitar. Enaknya bisa dikenang.
Plus eksotisme tempat warungnya yang kecil dan membuat pembelinya uyel-uyelan. Duduk di kursi kayu panjang dengan meja nempel di dinding bisa mengingatkan masa kecil saya.
Kini Warung Pecel Bu Darmo tak lagi eksotis. Ia sudah pindah 100 meter dari warung semula. Di rumahnya sendiri. Rumah mewah yang semuanya serba kayu jati.
"Yang dulu itu kontrak. Rumah kami ada di belakang. Kalau ini rumah kakak saya. Juga anaknya Bu Darmo," kata Kurna penerus Bu Darmo yang mengelola warung pecel itu.
Ia bercerita, Bu Darmo berjualan pecel setelah ayahnya pensiun. Itu terjadi sejak Kurna masih kecil. Ia kini berumur 50 tahun lebih. Karena itu, ia yakin Bu Darmo jualan pecel sejak 50 tahun lalu.
"Jadi warung sebelah yang dulu itu kontrak. Sudah 25 tahun lalu. Sebelumnya, ibu jualan pecel sudah pindah 6 kali. Termasuk pernah jualan di jalan," kenang Kurna.
Kini warung Bu Darmo tak lagi bisa disebut warung. Lebih tepat dibilang restoran. Besar dan sangat mewah. Rumah yang interiornya serba kayu jati dan ukir-ukiran.
Tentu ini bukan bisnis. Sebab, rumah dengan luas 100 meter lebih ini nilainya pasti ratusan juta rupiah. Sementara omset warung pecelnya hanya sekitar 30 sampai 40 juta rupiah per bulan.
Maka yang paling tepat, namanya bukan lagi Warung Pecel Bu Darmo, tapi Warung Pecel Kayu Jati Bu Darmo Kediri. (arif afandi)