Pebulutangkis Malang Peraih 6 Gelar All England Meninggal
Legenda atlet bulutangkis asal Malang, Johan Wahyudi, meninggal dunia pada Jumat 15 November 2019, di RS Panti Waluya Sawahan RKZ, Kota Malang, pada siang tadi di usianya yang menginjak 66 tahun.
Dikabarkan oleh putra bungsunya, Paulus Wahyudi, mendiang ayahnya menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 13.00 WIB.
"Tadi pukul satu siang. Beliau meninggal karena demam berdarah," ujarnya pada Jumat 15 November 2019, melalui sambungan telepon seluler.
Diceritakan oleh Paulus sejak Senin 11 November 2019, sebelum meninggal, mendiang Johan Wahyudi merasa tubuhnya panas-dingin, sehingga dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat inap.
"Papa dirawat di rumah sakit sejak Selasa 12 November 2019 lalu. Setelah periksa darah, ternyata trombositnya turun. Positif demam berdarah sampai trombosit turun terus menerus. Terus pukul 04.00 pagi tadi tidak sadarkan diri sampai tadi siang. Kondisinya turun terus. Sampai jam 1 siang tadi meninggal dunia," ujarnya.
Paulus mengungkapkan ia dan segenap keluarga besar merasa sangat terpukul atas kepergian mendiang ayahnya. Ia mengungkapkan, Johan adalah sosok ayah yang selalu ada bagi keempat buah hatinya.
"Kenangan yang tak bisa kami lupakan itu salah satunya, Papa itu selalu ada buat kami, anak-anaknya saat kami membutuhkan dukungan," terangnya.
Meski sudah menggantungkan raketnya, Paulus mengatakan bahwa mantan atlet bulutangkis tersebut sering menghabiskan waktunya dengan berolahraga.
"Biasanya joging. Tapi yang paling sering bermain badminton," ujarnya.
Kecintaan mendiang Johan Wahyudi kepada dunia bulutangkis tak pernah pudar. Buktinya suami dari Evi Sianawati itu memproduksi sendiri shuttlecock yang diberi label JW Johan Wahyudi.
"Hasil buah tangan Papa itu sudah dijual di beberapa toko di Malang, bahkan juga di luar kota," tutur Paulus.
Diungkapkan Paulus, jenazah ayahnya akan disemayamkan pada Selasa 19 November 2019. Saat ini jenazah Johan Wahyudi dikremasi di Yayasan Gotong-Royong, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
"Karena menunggu keluarga dan teman-teman dari luar kota. Keluarga ada di Jakarta, Surabaya dan Malang," jelas Paulus.
Pria kelahiran Malang pada pada 10 Februari 1953 itu merupakan ganda putra bulutangkis andalan Indonesia. Bersama duetnya, Tjun-Tjun, mendiang sukses merengkuh gelar Juara All England sebanyak 6 kali, dari periode 1974 sampai 1980.
Keduanya juga pernah meraih posisi runner up All England dua kali, yakni tahun 1973 dan 1981. Selain itu, mendiang juga berhasil mempersembahkan medali emas SEA Games bagi Indonesia.
Johan mengawali kariernya sebagai pemain bulutangkis di klub Rajawali Surabaya. Klub itu juga yang menghasilkan legenda bulutangkis Rudy Hartono.