Pebalap Asing Sarungan, Sering Melorot Akhirnya Keenakan
Banyuwangi: Diiringi rintik hujan, suasana penuh tawa terjadi di garis start etape IV Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 yang digelar di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Sabtu 30 September 2017.
Sebabnya, para pebalap dari berbagai belahan dunia 'dipaksa' mengenakan sarung dan songkok ala pondok pesantren.
Sebelum start tampak pembalap ada yang belajar mengenakan sarung. Meraka dibantu warga dan para santri perlahan mereka mengenakan sarung. Ada yang belajar sendiri mengenakan sarung, meski sering kali melorot yang mengundang tawa.
Dipandu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, perwakilan para pebalap dimintai komentar tentang Banyuwangi serta kesan memakai sarung dan peci. "Kalau kita yang cerita gak percaya, ayo pebalap yang dari luar cerita sendiri, " ucap Anas.
Beragam komentar datang, Micahel Robb, Commisaire ITdBI mengatakan, selama mengikuti balap sepeda seluruh dunia, baru kali ini melihat sesuatu yang unik di Banyuwangi.
"Saya sudah berkali-kali mengikuti balap sepeda di berbagai negara, tapi baru kali ini mengenal apa itu yang namanya sarung. Ini baru pertama kali di dunia," kata pria asal Irlandia itu.
Selain itu menurut Michael, yang membuatnya senang berada di Banyuwangi, adalah masyarakatnya yang ramah-ramah.
Senada, Commissaire asal Jepang, Tsunenori Kikuchi bahkan memuji Banyuwangi memiliki tradisi dan alam yang lebih baik dari Jepang.
"Banyuwangi memiliki banyak tradisi, dan pesona yang alam yang indah. Lebih bagus dari Jepang. Saya belajar banyak dari Banyuwangi. Suatu saat saya ingin kembali ke Banyuwangi, katanya
Pembalap asal Italia, Davide Rebellin yang menjadi pemegang Yellow Jersey mengaku merasa bahagia dan terhormat selama berada di Banyuwangi.
"Saya bersama tim sangat bahagia berada di Banyuwangi. Banyak hal baru yang saya dapat di sini," kata Pembalap berusia 46 tahun yang baru pertama kalinya ke Banyuwangi ini
Pembalap Uni Emirat Arab (UEA), Amir Kolahdouzhagh, mengaku bangga setelah melihat langsung tradisi islam di pesantren.
"Saya muslim, dan saya baru pertama kali melihat tradisi-tradisi islam di pesantren Banyuwangi. Saya senang memakai sarung, dan akan saya bawa ke negara saya," ucapnya. tom
Advertisement