PDIP Sesalkan Pernyatan Uang Mahar Kontestasi Pilwali Surabaya
Ketua DPC PDI Perjuangan, Adi Sutarwijono, menyesalkan pernyatan mantan caleg PSI, Gunawan yang dinilai tak pantas.
"Kami jelas ya menyesalkan atas pernyataan tersebut. Seharusnya tidak seperti itu," kata Awi sapaan akrab Adi Sutarwijono kepada ngopibareng.id, Rabu 25 September 2019 di Gedung DPRD Kota Surabaya.
Sebelumnya, Gunawan mengungkapkan, DPD PDI Perjuangan meminta mahar senilai Rp 10 Miliar untuk kontestasi Pilwali Surabaya 2020.
Menurut Awi, tak sepatutnya seseorang yang mendaftar melalui PDI Perjuangan, secara gamblang membicarakan isi fit and proper test. Baginya, jika calon tersebut tak setuju dengan apa yang dikatakan dalam Fit and Proper test, seharusnya diam saja dan mundur dari konvensi.
"Ya harusnya kalau tidak setuju diam saja dan mundur dari pendaftaram internal. Bukan malah membuka isi tes ke lainnya," kata Awi.
Baginya, Gunawan memiliki itikad tidak baik dalam pendaftaran calon wali kota di DPD PDI Perjuangan beberapa waktu lalu.
"Ya, kan. Masa bicara begitu ke media," katanya.
Selain itu, Awi mengatakan, adanya perbincangan mengenai dana kampanye dan kesiapan dana adalah hal yang wajar ditanyakan kepada semua calon. Baik calon anggota legislatif dan kepala daerah.
Alasannya, pertanyaan tersebut outputnya bisa dilihat, sejauh mana calon ini mampu dan serius dalam pencalonan di pemilu.
"Saya rasa masalah dana itu wajar, apalagi menunjukan saldo tabungan ya wajar. Masa mau maju tidak ada modal. Lalu saksi di kecamatan dan kelurahan siapa yang bayar? Ya itu kan membicarakan ongkos politik, wajar lah," lanjut Awi.
Awi juga memastikan, semua caleg dan calon kepala daerah yang mendaftar di PDI Perjuangan di seluruh Indonesia, juga ditanyakan hal yang sama. Utamanya mengenai modal dan dana kampanye.
"Semua seluruh Indonesia juga ditanyakan yang sama kok, itu wajar," pungkasnya.