PDIP Berpeluang Usung Skema Nasionalis-Religius, Apa Benar?
Perjodohan alias pacok-pacokan digelaran Pilwali Surabaya 2020 terus berlanjut. Khususnya, bagi pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP). Sebab, PDIP hingga saat ini belum mengumumkan calon pasangan yang akan diusung.
Beredar informasi bahwa yang akan diusung oleh PDIP ada 4 orang calon. Yakni Whisnu Sakti Buana, Eri Cahyadi, KH Zahrul Azhar As'ad, dan Armuji. Keempatnya berpeluang untuk direkom PDIP. Namun bagaimana menurut pakar politik?
Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W. Oetomo menilai jika skema nasionalis-religius masih sangat berpeluang untuk memenangkan Pilwali Surabaya. Ia berkaca pada kemenangan dua sosok di Jawa Timur, yakni Soekaro-Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.
"Karena, bagaimanapun, di Jawa Timur ini skema nasionalis-religius masih memiliki peluang ceruk pemilih yang cukup besar. Sudah terbukti sejak era Pakde Karwo-Gus Ipul dan Khofifah-Emil," ujar Mochtar, Kamis 27 Agustus 2020.
Terkait peluang ceruk pemilih, Mochtar mengungkapkan besarnya potensi yang ada bagi paslon nasionalis-religius. "Untuk Surabaya ini sampai 70 persen dari total pemilih," bebernya.
"Tapi ya apakah ceruk itu bisa dimaksimalkan atau tidak itu bergantung proses yang berjalan nanti. Yang jelas ada potensi segitu ketika nasionalis dan religius bersatu," lanjut Mochtar.
Akademisi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini mengungkapkan jika NU di Kota Surabaya masih memiliki akar yang kuat. Meskipun, status Kota Pahlawan yang merupakan Kota Metropolitan.
"Akarnya, secara kultural, ini masih sangat kuat. Secara faktual di kampung-kampung ini sangat kuat. Meskipun, kepemimpinan PDIP atau nasionalis di Surabaya juga tidak bisa dipungkiri. Maka dari itu, peluang dari pasangan nasionalis-religius atau NU ini sangat besar," pungkas Mochtar.
Advertisement