Diterpa Isu Pecah Soal Pilwali, SSC: PDI-P Surabaya Masih Solid
Kabar pecahnya internal PDI Perjuangan Kota Surabaya dalam Pilwali Surabaya 2020 dinilai hanya riak kecil.
Hal tersebut diucapkan oleh pengamat politik Universitas Trunojoyo yang juga pengamat politik asal Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam.
Kata Surokim, munculnya tiga faksi yang berbeda di PDI Perjuangan hanyalah gimmik jelang penetapan rekom pada 10 Januari 2020 mendatang oleh Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.
"Muncul sendiri-sendiri itu kan sebuah upaya dari para kader untuk menggolkan jagonya masing-masing sebelum rekom DPP PDIP keluar. Saya rasa sah sah saja, mereka memantabkan diri," kata Surokim saat dikonfirmasi, Minggu 29 Desember 2019.
Riak-riak kecil ini, menurut Surokim tidak berpengaruh kepada partai. Pasalnya kader PDIP adalah kader paling solid dalam menjalankan keputusan partai.
"Kader PDIP ini paling solid dibanding partai lain. Begitu DPP sudah memerintah, konsolidasi biasanya cepat bergerak," kata Surokim.
Surokim mencontohkan riak-riak kecil saat pemilihan Ketua DPC PDIP Surabaya dan DPRD Surabaya. Banyak faksi yang ingin jagonya tampil, namun setelah DPP memutuskan, semua kader tunduk dan patuh bahkan bergerak bersama.
"Berkali-kali kita sudah melihat, pemilihan ketua DPC itu sudah sinyal kepada kita bahwa PDIP sangat terpimpin. Jangan dilupakan bahwa kader-kader PDIP relatif setia kepada partai," ujarnya.
Surokim yakin bahwa seluruh kader PDIP hanya tinggal menunggu rekom dari DPP dan akan tunduk pada keputusan pusat.
"Begitu rekom turun, saya yakin kader PDIP solid semua," katanya.
Sebelumnya, pengamat politik asal Universitas Airlangga, Suko Widodo menilai internal PDI Perjuangan Surabaya ambyar.
Hal tersebut dikarenakan, ada tiga kelompk yang sama-sama ingin mencalonkan jagonya di Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
"Ada kelompok Bambang DH, Whisnu Sakti Buana dan Tri Rismaharini. Saya ga tahu siapa yang dapat rekom. Saya ngeblank, hanya Allah SWT dan Bu Mega yang tahu," kata Suko.