PDI Perjuangan Hari ini Rayakan HUT ke 45
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyatakan jika melihat sejarahnya, PDI Perjuangan memiliki akar yang sangat kuat dengan Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Bung Karno.
Bung Karno mendirikan PNI pada 1 Juni 1927 sebagai perasan tekad untuk membebaskan Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Partai ini jadikan cara atau alat oleh Bung Karno untuk menjadi obor penerang bagi rakyat, mendidik rakyat, dan mengorganisir rakyat sebagai kekuatan yang paling efektif dalam merebut kemerdekaan.
Sama hal dengan PNI yang didirikan oleh Bung Karno, kata Hasto, PDI Perjuangan pun mengalami keseluruhan dinamika politik yang luar biasa. “Partai ini selalu dipecah saat 32 tahun Orde Baru, dikucilkan dan hanya sekedar ornamen demokrasi," ujar Hasto.
Berbagai intervensi kekuasaan, penyerangan kantor partai, bahkan pernah tidak bisa ikut pemilu pun pernah dialami partai ini. Kalau dalam pilkada dicurangi, dan ditelikung pun sudah hal yang biasa. Namun, oleh Megawati Soekarnoputri, kader diajarkan untuk tidak boleh mengeluh. Para kader harus setia pada jati diri
Sebagai partai ideologis atas dasar Pancasila, yang bergerak dengan penuh keyakinan. PDI-P selalu setia pada hukum. Para kader diminta selalu membuka ruang harapan sebesar-besarnya, bahwa politik adalah membangun peradaban; bahwa politik adalah pengabdian.
Megawati kata Hasto, mengajarkan untuk berdedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara. Bahwa berpolitik bukan jalan mencari kekayaan, apalagi korupsi.
“Partai setia pada jalan Pancasila. Di dalamnya bersintesa sempurna nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan Indonesia, musyawarah mufakat, dan keadilan sosial. Keseluruhan nilai tersebut dasar peradaban politik yang melekat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat kuat, agar manusia Indonesia sejahtera lahir dan batin” ujarnya.
PDI Perjuangan sangat bersyukur terhadap kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri yang konsisten membangun organisasi partai agar semakin sempurna fungsi pendidikan dan kaderisasi untuk lahirnya kepemimpinan ideologis, visioner, mumpuni dan merakyat. (amr)
Advertisement