PDI Perjuangan: Di Indonesia Demokrasi Alami Titik Nadir
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDI Perjuangan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang penuh antusias datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Pemilu bisa berjalan dengan lancar meskipun awan gelap demokrasi itu tetap terjadi dan mengganggu proses legitimasi di Indonesia,” ujarnya dikutip dari kanal Youtube Kamis 15 Februari 2024.
Maka, lanjut Hasto, dari para pengamat dikatakan di Indonesia demokrasi mengalami titik nadir. “Ini terburuk yang dialami pasca-reformasi karena begitu banyak kecurangan masif yang terjadi dari hulu ke hilir,” imbuhnya.
Kemudian yang kedua, kita harus mengikuti proses tahapan-tahapan penghitungan sesuai dengan undang-undang bahwa yang dipakai adalah berdasarkan proses rekapitulasi yang berjenjang dari TPS ke atas.
Ketiga, PDI Perjuangan mencermati seluruh desain kecurangan pemilu yang bersifat hulu ke hilir.
“Suara rakyat adalah suara kebenaran. Karena PDI Perjuangan Bersama dengan relawan saksi dan kerja sama dengan PPP, Perindo dan Hanura, terus mengumpulkan suatu fakta-fakta di lapangan yang begitu banyak juga disuarakan oleh kelompok-kelompok pro-demokrasi,” tegas Hasto.
Karena, lanjutnya, baru kali ini pasca-reformasi pemilu diwarnai dengan suara gerakan civil society diikuti oleh gerakan dari perguruan tinggi dan guru besar secara luar biasa. Artinya memang ada suatu persoalan yang sangat fundamental dan kaitannya dengan legitimasi pemilu. Baik itu dari proses maupun dari hasil pemilu itu sendiri.
“Untuk itu kami akan mengusulkan kepada Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud agar dibentuk suatu tim khusus. Tidak hanya terdiri dari tim hukum, kelompok ahli hukum, dan kemudian investigaso forensik untuk melihat dari seluruh proses yang ada. Tim khusus menampung pihak yang punya interest yang besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia,” tandasnya.
Keempat, dari hasil sementara quick count, meskipun quick count KPU sendiri mengatakan, tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Tetapi muncul pertanyaan, yang pertama adalah Ketika pemilu dilaksanakan di dalam demokrasi dimana anomali itu terjadi. Kemudian juga apa yang menjadi harapan rakyat, baik ada yang di dalam negeri dan luar negeri itu ternyata menunjukkan suatu hasil yang jauh berbeda exit poll di luar negeri.
“Itu mencerminkan tidak adanya operasi Bansos, tidak ada operasi intimidasi, tidak adanya operasi ketertiban dari institusi,” imbuhnya.