30 Ribu Warga Surabaya Terdampak Pipa Bocor PDAM Surabaya
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada mengaku memilih rugi akibat pipa yang bocor alih-alih segera menghentikan aliran air dalam proses perbaikan pipa 1000 milimeter yang bocor terdampak tiang pancang proyek Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Upaya itu untuk memperkecil dampak pada warga. Saat ini PDAM memprediksi sebanyak 30 ribu warga terdampak pipa bocor tersebut.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman mengatakan, pihaknya berupaya meminimalisir dampak kebocoran pipa meski harus kehilangan sekitar 30 persen air karena kebocoran.
“Yang terpenting dampak kepada masyarakat kami minimalisir dulu. Dengan risiko kehilangan air yang cukup besar tidak apa-apa,” kata Mujiaman, melalui rilisan pers Pemkot Surabaya, Senin, 18 Mei 2020.
Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan peralatan dan jalur atau tempat pembuangan air sambil memetakan tiitik gali. Namun, ia memastikan, bahwa suplai air bersih melalui pipa tersebut belum sepenuhnya dimatikan, meski sebagian terbuang karena kebocoran.
“Sementara kami masih jalan, meski sebagian air terbuang. Sampai semua siap baru kami matikan. Jadi benar-benar kami menunggu sampai peralatannya sudah siap baru kita matikan,” katanya.
PDAM mematok target perbaikan rampung selama dua hari. “Ini kami sedang menyiapkan lokasinya (penggalian pipa), supaya peralatan mobilitasnya lebih enak. Estimasinya semoga 48 jam bisa kita atasi,” jelas Mujiaman.
Saat disinggung masalah kebocoran pipa yang terjadi kemarin, Minggu, 17 Mei 2020, Mujiaman menjelaskan, kasus tersebut mirip dengan kebocoran pipa di Purimas Gunung Anyar Surabaya. Lokasinya juga berada sekitar 500 meter dari kebocoran pipa saat itu.
“Persis kasus semula, tapi orangnya lain. Kami sudah memberikan rambu-rambu semuanya, ternyata dia melanggar jalur yang tidak boleh disentuh akhirnya disentuh. Tempatnya sekitar 500 meter dari Masjid,” kata Mujiaman.
Menurutnya, pipa bocor itu berdiameter 1000 milimeter yang mampu mengalirkan 1 liter air per detik kepada 80 pelanggan. Sedangkan air yang terbuang saat ini sekitar 300 liter per detik, sementara lainnya masih tetap berjalan.
“Jadi sekitar 30 ribuan (pelanggan) saat ini yang terganggu, yang paling terdampak wilayah Gunung Anyar,” tutur Mujiaman.
Sementara itu, Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto menambahkan, saat ini PDAM sedang melakukan proses penggalian untuk mencari titik lokasi kebocoran. Nah, selama proses penggalian ini tidak ada penyetopan air dari PDAM.
“Jadi air itu tetap mengalir ke jaringan-jaringan permukiman warga. Artinya, saat ini Insyaallah aliran air tidak terganggu dengan suplai 1000 milimeter per detik,” kata Eddy.
Namun, karena terjadi kebocoran pipa, tentunya eskalasi air mengalami penurunan dan terbuang sekitar 30 persen. Sedangkan sisanya, sekitar 70 persen dipastikan masih mengalir ke permukiman warga. Artinya, saat ini suplai air ke rumah-rumah warga masih tetap ada.
“Nah, nanti akan dihentikan ketika titik kebocoroan pipa sudah ditemukan dan ketika proses pengelasan, proses eksekusi terhadap kebocoran ini baru nanti akan hentikan. Sehingga suplai air ke warga terganggunya tidak lama,” ujarnya.
Namun begitu, pihaknya memastikan telah menyiapkan langkah antisipasi ketika suplai air bersih di pipa tersebut dimatikan. Pihaknya mengaku telah menyiapkan truk-truk yang dilengkapi profil tank untuk mendistribusikan air bersih langsung ke rumah warga.
“Itu nanti akan kami suplai langsung ke rumah-rumah warga ketika pasokan airnya terhenti. Kami sesuaikan dengan kebutuhan warga,” tutup Eddy.