PCU Hadirkan Pohon Natal Dari Kresek Bernuansa Chinese
Nuansa Chinese tergambar jelas dalam dua Pohon Natal yang dibuat Petra Christian University (PCU), untuk merayakan Natal tahun 2023. Menariknya, salah satu pohon Natal terbuat dari kresek bekas mahasiswa dan pohon Natal lainnya terbuat dari lampion serta kerta kipas kertas berwarna merah.
Pohon Natal dari kresek yang diletakan di halaman kampus (outdoor) banyak menarik minat mahasiswa untuk melakukan swafoto. Sementara itu, pohon Natal dari lampion dan kipas kertas bisa disaksikan di ruang pamer perpustakaan PCU.
Christine Wonoseputro, S.T, Dosen Prodi Arsitektur sekaligus inisiator pohon Natal dari kresek mengatakan, baru pertama kali PCU membuat pohon Natal outdoor dan prodinya menjadi yang pertama ditunjuk sebagai inisiator.
Awalnya, ide pohon Natal dari kresek dengan tinggi 5 meter itu, tercetus ketika Christine melihat banyak mahasiswa yang menggunakan kantong kresek sebagai wadah dari buku dan peralatan yang dibawa ke kampus.
"Setiap tahunnya kami (PCU) selalu memiliki tema untuk pohon Natal, kebetulan tahun ini Chinese. Dari situ saya putar otak bagaimana membuat pohon Natal yang dibuat bukan hanya milik civitas tapi milik bersama, karena Natal itu suka cita bersama. Lalu, saya melihat mahasiswa saya sering membawa tas kresek itu untuk barang bawaanya yang banyak dan kreseknya juga banyak di studio, jadi spontan saja ide itu keluar," ujar Christine saat ditemui, Rabu, 13 Desember 2023.
Setelah mendapatkan ide tersebut, Christine lantas mengajak para mahasiswanya untuk mengumpulkan kresek berwarna merah dan putih, sebagai hiasan pohon Natal. Kresek yang sudah dikumpulkan dibentuk menyerupai bunga atau pompom yang biasanya tergantung di rumah-rumah warga peranakan Chinese.
Menariknya lagi, proses kreatif pembentukan ratusan kresek menjadi bunga sampai memasangnya di kerangka pohon Natal dilakukan dalam satu hari. Selain menggunakan kresek, pohon Natal tersebut juga dilengkapi dengan ornamen hiasan dari bambu seperti tampah dan kalakat.
"Total ada 64 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut. Mahasiswa ikut semua, kami tidak memaksa. Mereka senang soal kebersamaan untuk pohon Natal ini karena bisa jadi memorable bagi mereka (mahasiswa)," ungkapnya.
Sementara itu, penggagas ide pohon Natal dari lampion dan kipas kertas berwarna merah, Dian Wulandari mengatakan bahwa hampir mirip dengan pohon Natal dari kresek. Pohon Natal buatannya juga menggunakan lampion yang sudah ada sejak 2019 lalu.
"Untuk kipas warna merahnya kami buat sendiri, dicicil setiap hari sampai satu minggu lalu dirangkai di kerangka pohon Natalnya," kata Kepala Perpustakaan PCU tersebut.
Pohon Natal dengan tinggi 7 meter dan lebar 4 meter tersebut menggunakan 205 lampion dan 183 kipas kertas, dimana seluruhnya berwarna merah. Hal ini melambangkan suka cita, kegembiraan dan keberuntungan yang dipercaya oleh etnis Chinese.
"Kami berharap seluruh civitas bisa menikmati kegembiraan dan suka cita. Karena saat Natal kami percaya Tuhan Yesus sedang turun untuk menyelamatkan umatnya," tandasnya.