PCNU Kota Malang Usul Pemilihan Ketum PBNU Pakai Metode Ahwa
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang mengusulkan agar pemilihan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-34 nanti memakai metode Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).
Metode Ahwa sendiri yakni proses pemilihan secara formatur yang diisi oleh para kiai-kiai sepuh. Nantinya formatur kiai-kiai sepuh ini yang akan menentukan Ketum PBNU periode selanjutnya.
"Ini ada beberapa keinginan dari pengurus cabang-cabang NU itu agar pemilihannya (Ketum PBNU) secara formatur," ujar Ketua PCNU Kota Malang, Isroqunnajah pada Selasa, 12 Oktober 2021.
Namun berdasarkan hasil rekomendasi dari Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar NU yang digelar pada akhir September 2021 lalu, pemilihan Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 ini memakai sistem voting.
"Saat ini kami masih menyoal tentang sistem pemilihan, kami ingin masih pakai Ahwa. Sistem Ahwa Itu seperti formatur ada kiai-kiai sepuh yang kami percaya. Dengan istikharahnya nanti kiai sepuh ini memilih nama Ketum PBNU," katanya.
Terkait beberapa nama bakal calon Ketum PBNU yang beredar di publik, ujar Isroqunnajah, PCNU Kota Malang sendiri masih belum menentukan pilihan dan belum melakukan rapat internal terkait hal tersebut.
"Kalau itu belum secara khusus (rapat internal terkait Ketum PBNU). Kami hanya menyiapkan untuk Hari Santri pada 22 Oktober 2021 dan agenda Konferensi Cabang (Konfercab)," ujarnya.
Rencananya Muktamar NU ke-34 bakal digelar pada 23 hingga 25 Desember 2021 di Lampung. Sebelumnya, PBNU berencana menggelar Muktamar pada 2020, lalu di Lampung untuk menentukan kepengurusan yang baru. Namun, karena pandemi Covid-19 agenda tersebut harus tertunda.