PCINU Inggris Raya: Khidmah Diaspora Santri Bisa Lebih Maksimal
Munawir Aziz, Sekretaris PCINU Inggris Raya, mengingatkan pentingnya diaspora santri untuk berkomitmen dalam perjuangan menegakkan nilai ajaran Islam di berbagai tempat di dunia, selling menguatkan pengabdian bagi kemajuan masyarakat.
Ia menegaskan hal itu sebagai respons, terkait dengan permintaan Presiden Jokowi agar PBNU 'membawa pulang' mas Ainun Najib, dan para diaspora santri, agar khidmah untuk NU.
Untuk itu, kader NU asal Malang yang tinggal di London ini menyampaikan empat hal penting.
1. Presiden Joko Widodo yang mention nama Mas Ainun Najib sebagai representasi santri-santri profesional di luar negeri, ini membanggakan. Mas Ainun jelas santri tulen, professional, yang khidmahnya luar biasa. Di luar itu, ada ratusan santri-santri/Nahdliyyin yang saat ini belajar dan bekerja di luar negeri, yang mempunyai keahlian di berbagai bidang, baik data scince, artificial intelligence, robotika, financial technology dan berbagai keahlian lain.
Bahkan, ada sebagian diaspora santri yang juga professor dan berpengaruh di berbagai kampus internasional. Beberapa praktisi juga menjadi experts di lembaga-lembaga internasional.
Mereka sebenarnya siap khidmah, dan sangat mau diajak berjuang bersama-sama untuk mengabdi ke NU dan Indonesia.
2. Untuk itu, PBNU sebaiknya dan sudah seharusnya menyiapkan skema agar khidmah bisa dilangsungkan dengan sistem digital yang terintegrasi. Jadi, ada komando tugas, koordinasi project, dan kemudian tim-tim kecil antardiaspora santri yang saling mensupport untuk membantu satu inovasi yang disiapkan PBNU.
Kalau basicnya tugas/project dengan tenggat waktu yang jelas dan koordinasi teknis yang rapi, maka di manapun khidmahnya akan memungkinkan. Bisa jadi, timnya dari Singapura, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris, Amerika, Australia, atau negara manapun. Tapi, tetap dikomando dan diorkestrasi oleh PBNU.
3. Terkait pulang ke Indonesia atau tidak itu soal pilihan. Para diaspora ini bisa jadi lebih baik dalam 5-10 tahun ini biar mengembara di berbagai negara, memaksimalkan networking sembari menapaki karir professional di berbagai bidang. Toh, tetap bisa khidmah untuk NU dan Indonesia.
Asal target dan sistem koordinasinya jelas, komunikasinya rapi, dan baseline project-nya realistis dan do-able, para diaspora santri akan bisa menyesuaikan ritme untuk khidmah.
Sebagai contoh, diaspora India dan China di berbagai negara justru melebarkan sayap dan menapaki karir. Mereka diminta berkontribusi, tanpa harus diwajibkan pulang. Para diaspora ini tetap bisa berkarir dan bisa membantu negaranya.
Sesekali bisa pulang untuk koordinasi, tapi memang harus ada sebagian yang menguatkan networking di luar negeri.
4. PCINU Inggris Raya siap berkhidmah untuk transformasi digital dan inovasi PBNU saat ini dan mendatang. Kami ada puluhan experts santri lintas bidang: sebagian professor, sebagian peneliti ahli di kampus-kampus Inggris, sebagian praktisi di perusahaan-perusahaan internasional.
Begitu juga dengan PCINU lainnya. Kalau didata secara serius, ada ratusan diaspora santri yang punya keahlian bidang sains, dan bidang-bidang lain, dan siap mengabdi.
Advertisement