PBSI Minta BWF Evaluasi SOP Tim Medis Masuk Lapangan Demi Keselamatan Atlet
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan mengajukan evaluasi kepada Asosiasi Bulutangkis Dunia (BWF) terkait standard operating posedure (SOP) medis di pertandingan bulutangkis.
Hal ini sebagai dampak dari meninggalnya pebulutangkis China Zhang Zhi Jie di Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior 2024 di Yogyakarta.
"Kami akan membawa kasus ini ke BWF demi kebaikan dan keselamatan atlet di masa depan," kata Kabid Humas PBSI, Broto Happy saat sesi jumpa pers di GOR Among Rogo Yogyakarta, Senin 1 Juni 2024.
"Aturan tertulis dari SOP dan guidelines tentang tim medis yang tidak bisa serta masuk ke lapangan sebelum ada call dari referee harus kita kaji ulang, karena ini terkait keselamatan atlet," paparnya.
Kecepatan penanganan dan pemberian pertolongan pertama oleh tim medis dianggap penting bagi keselamatan atlet. Sehingga, menurut Broto, SOP lama seharusnya diubah demi kebaikan bersama.
Broto sendiri menilai, tim medis yang bertugas di arena saat insiden itu terjadi sudah bekerja dengan baik.
"Intinya kita akan memberi masukan ke BWF terkait dengan regulasi medis ini. Tim juga sudah bekerja dengan baik karena kami bekerja sesuai SOP," katanya.
Seperti diketahui, beredar unggahan video di media sosial X, yang menyoroti kinerja tim medis di pertandingan yang melibatkan Zhang Zhi Jie. Dalam video tersebut warganet menyoroti dan menarasikan bahwa tim medis terlambat masuk ke lapangan untuk menangani Zhang yang sedang kolaps.
Broto menjelaskan tim medis diperbolehkan masuk ke lapangan jika mendapat izin dari wasit atau referee. Di mana hal ini sudah menjadi ketentuan federasi bulutangkis dunia atau Badminton World Federation (BWF).
"Tim medis dan dokter turnamen segera masuk untuk memberikan pertolongan pertama setelah call dari referee. Ini merupakan sudah sesuai SOP dan guidelines yang berlaku di setiap turnamen bulutangkis internasional dari BWF dan Badminton Asia," ungkapnya.
Diketahui, Zhang tewas pada Minggu 30 Juni 2024 malam. Ia tiba-tiba jatuh dan kehilangan kesadaran saat bertanding melawan tunggal putra Jepang Kazuma Kawano.