Penghentian Audisi PB Djarum, Jatim Minta Presiden Turun Tangan
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Timur, Wijanarko mengatakan kecewa dengan sikap KPAI yang menuding audisi PB Djarum dinilai eksploitasi anak.
"Kami sangat menyayangkan desakan KPAI menghentikan audisi PB Djarum Foundation. Jelas ini akan merugikan regenerasi atlet Indonesia terutama pembinaan di usia dini. Kita tahu bersama, bahwa proses pembinaan atlet butuh waktu lama tahun," kata Wijanarko, saat dihubung melalui jaringan telepon, Senin 9 September 2019.
Ditambahkan, Wijanarko, PB Djarum hingga saat ini merupakan klub paling konsisten dalam membina atlet-atlet muda berbakar. Bahkan jebolan BP Djarum telah banyak berprestasi di kancah Internasional.
"Misalnya, Kevin Sanjaya merupakan atlet Jawa Timur yang sukses di kancah dunia berkat didikan PB Djarum. Kevin bisa seperti ini juga berkat audisi Djarum Foundation pada 2007. Sekarang sudah level internasional, bahkan nomor satu di dunia soal bulutangkis," katanya.
Salah satu ganda terbaik dunia, Kevin Sanjaya adalah jebolan audisi Djarum tahun 2007. Dia tahun 2006 pertama kali ikut audisi. Namun gagal. Kemudian pada tahun 2007, dia mencoba lagi dan masuk lolos audisi. Setelah rentan hampir 10 tahun "Sekarang dia sudah menguasai dunia," katanya.
Wijanarko menjelaskan, Djarum foundation tidak hanya sekedar sukses bukan sukses soal menggelar audisi saja. Setelah itu mereka melakukan pembinaan, lalu membackup turnamen-turnamen Bulutangkis besar di Indonesia.
"Bahkan Djarum Foundation sampai dapat lebel terbaik dunia. Itu bukan prestasi yang ecek-ecek. Audisi ini juga bukan dana yang kecil. Bisa dipikirkan, bagaimana mereka ini serius untuk membangun prestasi bulutangkis Indonesia menjadi lebih baik," kata dia.
Wijanarko berharap agar pemerintah pusat terutama presiden ikut turun dalam menyelesaikan permasalahan ini, agar bendera Indonesia tetap berkibar di kancah turnamen bulutangkis dunia.
"Saya selaku ketua PBSI Jatim berharap pimpinan tertinggi dari negara ini bisa ikut campur, karena ini bukan olahraga ecek-ecek. Bulutangkis hingga detik ini satu-satunya cabang olah raga yang bisa mengibarkan merah putih sampai olimpiade," kata Wijanarko.