PBNU Minta Warga Bahu-membahu Bantu Korban Banjir Pacitan
Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menyebabkan sejumlah 11 orang meninggal. Korban itu terdiri dari sembilan tertimbun tanah longsor, serta dua orang akibat hanyut terbawa banjir.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbigi mengatakan, peristiwa longsor yang menewaskan sembilan orang itu terjadi pada Selasa, 28 November 2016, sekitar pukul 02.00 Wib, dini hari.
"Yang tertimpa longsor ada tujuh ditambah dua, jadi sembilan. Meninggal akibat tanah longsor, bukan karena banjir," kata Yudi.
Ketujuh korban itu, lanjutnya, meninggal berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, dan dua orang warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulisnya menyebutkan, hujan lebat di Pacitan pada hari ini menyebabkan sungai-sungai meluap dan memicu banjir melanda 13 desa di tiga kecamatan.
“Warga yang terdampak lebih dari 4.000 jiwa dan perlu dievakuasi. Kerusakan masih dalam pendataan. Pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo,” kata Sutopo.
Netizen pun ungkapkan dukanya melalui tagar #PraytoPacitan, yang berisi imbauan saling membantu untuk warga Pacitan disampaikan di pelbagai media sosial.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ishfah Abidal Azis dikuti dari laman NU Online, meminta pemerintah untuk segera menengani warga yang terdampak musibah itu. Ia juga mengimbau warga NU yang berada dekat dengan Kabupaten Pacitan untuk bahu-membahu membantu mereka.
“NU menyampaikan duka cita atas korban banjir Pacitan. Mari kita mengulurkan bantuan kepada mereka dalam bentuk apa pun, bisa dengan harta maupun tenaga. Juga dengan doa semoga musibah ini segera berakhir,” katanya. (frd)