PBNU dan DPP PKB Memanas, Jazilul Fawaid Tuding Elite PBNU Gembosi PKB
Tim pendalaman hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa menilai PKB telah melenceng dari tujuan awal pendirian dan hanya dikuasai oleh Muhaimin Iskandar dan segelintir elite.
PBNU melihat ada upaya dari segelintir elite PKB yang ingin membelokkan sejarah dan ingin menjauhkan PKB dari NU. Banyak kita dengar elite PKB ngomong bahwa PKB bukan milik NU tapi milik bangsa.
Wakil Sekjen PBNU Sulaeman Tanjung menegaskan, bahwa PKB didirikan oleh struktur NU, dalam hal ini PBNU hingga ke cabang, MWC dan ranting NU. Sehingga tanpa struktur NU, PKB tidak akan pernah terbentuk.
Ia mencontohkan beberapa pernyataan elite-elite PKB yang menganggap bahwa PBNU tidak perlu didengarkan. Padahal tanpa mendengarkan PBNU, lanjut Sulaeman, PKB terbukti gagal dalam proses pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
Menurut Sulaeman, pembentukan pansus ini semata untuk mengembalikan PKB ke rumah aslinya yaitu NU. Mengembalikan PKB pada jati diri PKB ketika dideklarasikan oleh Gus Dur, ulama besarnya NU, yakni PKB membela yang benar, bukan membela yang bayar.
Pernyataan Wakil Sekjen PBNU Sulaeman tersebut mendapat reaksi keras dari Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid. Ia menuding jika Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sedang menggembosi partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari luar. Ia mengaku selama ini PKB tak pernah punya masalah dengan PBNU.
“Saya kira Gus Yahya dan Gus Ipul itu kan sudah sering menggembosi PKB,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 30 Juli 2024.
Dia juga memastikan bahwa Ormas PBNU tidak bisa mengambil PKB, meskipun jika ditinjau dari aspek historis PKB-PBNU tidak terpisahkan sejak lama. Jazilul juga menyayangkan Ormas PBNU yang diisi oleh para ulama, ingin merebut PKB dari tangan Muhaimin Iskandar.
“Sayang sekali organisasi yang ulamanya banyak itu tidak menunjukkan etikanya, mau menyerobot dan mengambil alih. Itu bukan hak mereka dan pantang bagi ulama,” kata Jazilul. “Jadi merebut hak orang lain itu adalah tindakan batil dan tidak dibenarkan,” tambah Jazilul.
Seperti diberitakan sebelumnya, Selasa 30 Juli 2024, pansus mengundang mantan Sekjen PKB, Lukman Edy, dan Tim Pendalaman Hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) atau Pansus PKB hari ini, Rabu 31 Juli 2024 mulai bekerja.
Dalam surat berkop PBNU yang ditandatangani Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni dan Wakil Sekjen Faisal Saimima tertulis pemanggilan dilakukan kepada Muhammad Lukman Edy, mantan Sekjen PKB.
Dalam surat itu, Lukman dipanggil untuk memberikan keterangan mengenai masalah hubungan Nahdlatul Ulama dan Partai Kebangkitan Bangsa di kantor PBNU pada hari Rabu, 31 Juli 2024 pukul 12.30 WIB. Pansus ini juga akan mengundang beberapa tokoh lain di PKB serta tokoh-tokoh yang kini sudah tidak di PKB namun memiliki hubungan dengan PKB.