PBNU Buka Jalur Dakwah ke Tiongkok
Hangzhou: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), KH Said Aqil Siroj, berkunjung ke Masjid Phoenix, Kota Hangzhou, Tiongkok. Kehadiran tokoh umat Islam Indonesia ini disambut langsung imam Masjid Phoenix, Syaikh Maksum.
"Selamat datang di Masjid Phoenix, kami senang Anda beserta rombongan menyempatkan bersilaturahmi ke tempat kami," sambut Syaikh Maksum.
Kedua pemimpin umat Islam dari dua negara ini kemudian terlibat diskusi ringan tentang Islam dan kebudayaan. Mulai membicarakan tentang gramatika Arab hingga dakwah Islam di Hangzhou.
"Kami menyelenggarakan pengajian rutin di masjid sekali dalam setiap pekan, diikuti sekitar dua puluh lima jamaah," kata Syaikh Maksum.
Sementara itu Kiai Said Aqil menjelaskan kedatangannya ke komunitas Muslim Hangzhou untuk melihat dari dekat perkembangan dan kondisi umat Islam di Tiongkok.
"Saya optimis masa depan umat Islam di Tiongkok, khususnya di Hangzhou makin baik dan maju. Anda mendapatkan kebebasan beribadah, belajar dan berdakwah di sini," kata Kiai Said Aqil kepada Syaikh Maksum.
Menurut Kiai Said Aqil, dakwah Syaikh Maksum itu merupakan potret kondisi yang baik tentang sosial budaya Muslim Tiongkok saat ini. Tantangan ke depan adalah bagaimana umat Islam di Tiongkok bisa fokus menguasai ilmu pengetahuan, sehingga mampu berperan di ranah publik.
"Anda sangat cerdas dan alim. Hanya dengan belajar tiga bulan di Mesir, penguasaan Anda terhadap bahasa Arab sudah sangat baik. Ini pertanda baik bagi masa depan Muslim di Tiongkok," ujar Kiai Said Aqil, melalui surel pada ngopibareng.id, Selasa (25/4/2017).
Saat ditanya tentang sejauh mana respon dan optimisme masyarakat Muslim Hangzhou terhadap aktivitas keislaman di Masjid Phoenix, Syaikh Maksum menjelaskan, "Masyarakat Muslim Hangzhou cukup menikmati kondisi saat ini, bahkan kami bisa berkumpul hingga ribuan orang saat salat Jumat di sini," kata Syaikh Maksum.
Di akhir pertemuan, Kiai Said Aqil menyerahkan cenderamata Nahdlatul Ulama kepada Syaikh Maksum sebagai tanda persahabatan kedua komunitas Muslim terbesar di dunia.
Masjid Phoenix
Disebut Masjid Phoenix, tertua kedua setelah masjid Huaisheng di kota Guangzhou yang dibangun tahun 627M oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash sekaligus di situlah beliau dimakamkan. Masjid Zhenjiao dibangun era Dinasti Tang (618-907) atau saat masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq.
“Saya terkesan dengan tata desain dan arsitektur lingkungan Masjid Phoenix. Mula-mula jalan raya lalu kita masuki gapura kompleks masjid yang cukup asri. Jalan kaki menuju pintu gerbang masjid kira-kira sepanjang 300 meter. Jalannya cukup lebar dengan batu batu yang tertata rapi. Satu sisi jalan terdapat sungai kecil berair jernih, deretan toko oleh oleh yang dirindangi pepohonan,” tutur Kiai Said.
Kemudian memasuki pintu gerbang masjid, terdapat bangunan yang kanan kirinya dihiasi dengan situs budaya dan catatan sejarah masjid. Sedikit ada lorong lalu bersambung dengan halaman masjid yang kanan kirinya terdapat bangunan yang bisa difungsikan madrasah. Baru kita memasuki pintu masjid.
Di pengimaman masjid tertulis ayat Al-Quran yang masih belum mengalami pemugaran sejak masjid didirikan. Sisi kanannya terdapat mimbar lengkap dengan tongkat "ansitu". “Sudah dua kali saya ketemu tongkat ansitu di dua masjid, yaitu di Shanghai dan Hangzhou,” tutur Kiai Said. (adi)