PBB Soroti Berhentinya Bantuan Pangan dan Obat ke Gaza
Sekitar 1,1 juta penduduk Gaza di ambang bencana kelaparan akibat blokade bahan makanan dan obat-obatan. Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis menyatakan keprihatinan setelah Badan Pangan PBB menghentikan pengiriman bantuan pangan dan obat-obatan ke Jalur Gaza bagian utara.
"Ribuan orang di Gaza menderita kelaparan dan kekurangan gizi parah, dan pengiriman bantuan dikurangi ketika jumlahnya perlu ditingkatkan. Saya menegaskan kembali tuntutan saya dan Majelis Umum PBB yang berulang kali menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera. Ini adalah masalah hidup dan mati, termasuk anak-anak yang tidak bersalah," tulis Francis di X atau Twitter.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut setelah Program Pangan Dunia PBB (WFP) pada Selasa mengumumkan bahwa mereka menghentikan pengiriman bantuan pangan yang sangat dibutuhkan ke Gaza utara "sampai kondisi memungkinkan distribusi secara aman."
"WFP sangat berkomitmen untuk segera menjangkau orang-orang yang putus asa di seluruh Gaza, tetapi keselamatan dan keamanan untuk menyalurkan bantuan pangan itu penting - dan bagi orang-orang yang menerimanya - harus dipastikan," dalam pernyataan resmi mereka, dikutip dari Antara.
Serangan Israel yang ditujukan untuk penduduk Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2024. Sebanyak 29.410 warga Palestina tewas dalam serangan yang banyak ditujukan ke fasilitas publik dan warga sipil. 85 persen penduduk wilayah itu menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan pangan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur. Selain korban jiwa, Israel juga memblokade bantuan makanan dan obat-obatan untuk masuk ke Gaza.