PBB Resah, Israel Bakal Serang Lokasi Terakhir Pengungsi di Rafah
Israel menyatakan akan menyerang Rafah, lokasi aman terakhir tempat warga Gaza mengungsi, sejak 7 Oktober 2024. Pernyataan yang membuat takut kelompok kemanusiaan internasional dan disampaikan pasca ICJ membacakan putusan sela.
"Organisasi Hamas dari Khan Younis dilarang, kami akan menyelesaikan misi di sini dan berlanjut ke Rafah," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dalam cuitannya di Twitter atau X, Kamis lalu. "Kami akan melanjutkan hingga akhir, tak ada cara lain," lanjutnya.
Rafah diketahui sebagai tempat aman terakhir bagi warga Gaza. Lokasi yang berbatasan dengan Mesir ini, kini sangat padat dihuni sekitar 1,9 juta warga dari total sekitar 2,3 juta warga Gaza. Mereka tersebar di berbagai penjuru kota, di dalam rumah atau di tepi jalan, tanpa perlindungan dasar.
Warga di Rafah juga tak mendapatkan akses yang mencukupi untuk toilet serta kekurangan air bersih. Musim dingin yang segera datang tak diikuti dengan fasilitas yang mencukupi, bahkan sekadar selimut atau baju layak pakai, dikutip dari Al Jazeera.
Dunia Khawatir
Ancaman Israel membuat PBB dan komunitas HAM dunia risau dan khawatir. Pasukan Israel terus menggencarkan operasi darat di Khan Younis, mengepung Rumah Sakit Nasser dan Al-Amal di mana pasien dan warga sipil terperangkan di dalamnya.
"Saya menekankan kekhawatiran tentang peningkatan konflik di Khan Younis, yang membuat arus pengungsi ke Rafah meningkat," kata Jens Laerke, Juru Bicara Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB UNOCHA. "Rafah menjadi tumpuan keputusasaan dan kami khawatir akan apa yang hendak terjadi selanjutnya," katanya.
Mirisnya, rencana Israel menggempur Rafah muncul setelah Mahkamah Internasional ICJ mengeluarkan putusan sela. ICJ meminta Israel mencegah tindakan dan dorongan genosida, membuka arus bantuan kemanusiaan, serta melaporkan aksi mereka dalam satu bulan ke depan.
Sedangkan korban di pihak Gaza terus meningkat menjadi 27.000 korban jiwa, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Advertisement