PB ISSI Kecewa PB PON Hapus Balap Sepeda Tanpa Alasan
Kekecewaan dirasakan seluruh Pengurus Besar (PB) Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) pasca pencoretan cabang olahraga yang mereka tangani dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 mendatang.
Ketua Pembinaan Prestasi bidang usia muda, Sugeng Trihartono, mengaku bahwa PB ISSI kecewa karena tak mendapat alasan yang memuaskan terkait pencoretan itu.
"Ketum sejak awal memerintahkan untuk secara intens berkomunikasi dengan PB PON, Pemprov Papua, dan Pengprov ISSI Papua. Cuma kita gak ngerti, tiba-tiba kenapa balap sepeda dicoret," katanya kepada Ngopibareng.id, Rabu 16 Oktober 2019.
Padahal, berdasarkan fakta Pemerintah Kabupaten Keerom Papua yang kebagian pembuatan venues serta pelaksana cabang olahraga balap sepeda telah berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan lintasan balap sepeda nomor MTB Downhill, MTB Cross Country, dan BMX.
Yang membuatnya lebih kecewa, lanjut pria yang akrab disapa Tono itu, jika PB ISSI telah menyelesaikan seluruh nomor pertandingan pada kualifikasi PON beberapa bulan lalu. "Apalagi, balap sepeda merupakan cabor yang dipertandingkan di ajang Olimpiade," keluhnya.
"Yang jelas, kami berharap dan ngotot agar balap sepeda ini harus tanding, karena kita sudah melakukan pembatasan usia, kemudian ini merupakan cabor olimpik, dan sudah pra-PON," ungkapnya.
Menurutnya, dengan pencoretan ini akan menghentikan pembinaan yang telah dilakukan. Sebab, PB ISSI telah sepakat menerapkan kebijakan penggunaan atlet usia di bawah 21 tahun sebagai ajang regenerasi atlet. Maka, atlet yang ada saat ini akan kehilangan wadah untuk memperlihatkan kemampuan untuk bisa naik ke level internasional.
"Meski sudah ada perubahan usia tapi ternyata ada 300 lebih atlet yang turun di 12 nomor pertandingan pra-PON, dan itu semua adalah muka baru. Artinya pembinaan di daerah jalan. Maka kalau ini berhenti akan sangat kasihan karena mereka tidak pernah tanding di ajang PON, padahal sudah memakan waktu dan energi yang besar untuk persiapan," jelas Tono.
Karena itu, PB ISSI turut menginisiasi sembilan cabor yang dicoret melakukan pertemuan dengan KONI Pusat dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) untuk mencari jalan keluar agar dapat dipertandingkan di PON.