PB Djarum Pantau Peningkatan Kualitas Bibit Bulutangkis di Jatim
Memulai hari pertama gelaran Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019, membuat tim pencari bakat menyambut gembira. Terbukti, dengan melihat adanya peningkatan kualitas yang ditunjukkan para atlet dalam mengikuti audisi di Surabaya, 20 Oktober 2019.
Salah satu tim pencari bakat, Sigit Budiarto mengatakan, dari 815 atlet yang mengikuti ajang ini sebagian besar sudah memiliki cukup bakat dan kemampuan yang dicari oleh tim pelatih. Misalnya, kemampuan fisik, skill bermain, dan kelincahan.
“Kualitasnya sedikit lebih baik, ya dari tahun lalu. Dari audisi tahun ini yang saya ikuti di Kota Bandung. Di sisi, para peserta sudah ada skill, kelincahan ataupun kecepatannya,” ungkap Sigit saat ditemui di sela audisi di GOR Sudirman, Surabaya, Minggu 20 Oktober 2019.
Lebih senang lagi, lanjut pria yang akrab disapa Sigit itu, beberapa peserta di kelompok perempuan juga memiliki kriteria yang sama dengan apa yang dicari oleh tim pencari bakat. Ditambah ada beberapa atlet yang memiliki postur yang baik.
Ia melihat, peningkatan kualitas yang ditunjukkan tak lain karena persiapan atlet yang serius untuk dapat meraih hasil terbaik pada ajang ini. Hanya saja, ia masih belum memastikan akan ada banyak atlet yang akan dapat lolos. Mengingat, tim hanya akan mengambil 12 atlet, kemudian akan ada beberapa pilihan khusus bagi atlet yang dapat meraih super tiket.
“Semakin ke sini apa ya, pesertanya juga semakin lebih baik. Karena saya pikir mereka sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti audisi. Jadi, mereka berlatih lebih giat untuk bertanding di audisi ini. Cuma saya belum tahu presentase (yang lolos) karena masih akan didiskusikan bersama tim,” aku Sigit.
Sigit menjelaskan, saat ini masih dilakukan proses screening skill atlet. Nanti, mereka akan diambil berapapun jumlahnya untuk masuk ke dalam tahap turnamen untuk diadu. Dari mereka, dicari empat terbaik di sektor putra, dan dua terbaik di sektor putri.
Sementara itu, salah seorang peserta Jaler Nata dari Surabaya mengaku senang bisa mengikuti ajang ini. Namun ia mengaku cukup kelelahan dengan proses yang dilakukan.
"Tadi habis disuruh cara bermain, langsung disuruh main sama anak lain. Jadi capek juga," katanya yang mengikuti kelompok umur dibawah 13 tahun itu.