Pawang Ular Tewas Digigit King Cobra Peliharaannya
Rizky Ahmad alias Dewa (19) sempat viral karena hobinya bermain dengan ular King Cobra. Pemuda yang mengaku sejak usia 6 tahun sudah suka dengan ular itu, kerap menunjukkan keberaniannya bermain ular di car free day (CFD) Bundaran Besar dan Taman Pasuk Kameloh, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Cara Rizky menghibur orang tidak patut ditiru. Bermain bersama bersama ular King Cobra sepanjang 3,8 meter dan masih berbisa dengan tiga taring di mulutnya, membuat bulu kuduk berdiri alias merinding. Apalagi, atraksi mencium kepala ular itu sangat membahayakan jiwanya.
Rizky bahkan menawarkan ke warga yang tengah menonton aksinya untuk memegang King Cobra yang beberapa kali terdengar mendesis saat melihat sesuatu bergerak.
Nahas, Minggu pagi, 8 Juli 2018 justru menjadi bencana bagi sang pawang ular. Warga Jalan Danau Rangas, Palangkaraya itu dipatuk King Cobra peliharaannya sendiri saat beratraksi di CFD.
Gagal jantung
Rizky langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Doris Silvanus, untuk mendapatkan penanganan intensif. Meski mendapatkan pertolongan dengan cepat, bisa (racun) ular King Cobra yang cukup mematikan itu membuatnya harus dirawat intensif di ruang intensive care unit (ICU).
Racun ular King Cobra yang menggit lengannya sudah menyebar hingga memecahkan pembuluh darahnya, hingga kondisi terakhir sebagian tubuh korban membiru, dampak racun King Cobra.
“Awal datang, bisa (racun) King Cobra sudah sampai ke lengan kanan bagian atas. Kami langsung tangani dan saat ini terus dimonitor perkembanganannya di ruang ICU,” terang Kepala Bidang Diklit-SDM-Humas RSUD Doris Sylvanus, dr Theodorus Sapta Atmadja.
Gigitan ular King Cobra mengakibatkan cardiac arrest alias gagal jantung. Meski sudah dilakukan penanganan, nyawa Rizky tidak terselamatkan.
“Jadi pasien ini tergigit ular King Cobra yang besar karena panjangnya 3,8 meter, mengakibatkan depresi jantung dan depresi pernafasan, dan mengalami cardiac arrest dan pasien ini terjadi penurunan kesadaran,” jelas Theo.
Pihak rumah sakit sudah berupaya keras dalam membantu korban Rizky sejak awal masuk RS. Korban meninggal dunia usia mendapatkan perawatan medis selama satu hari satu malam.
“Bisa ular lumayan banyak yang masuk ke korban walaupun kita sudah beri serum anti bisa ular, antiobiotik. RSUD Doris Sylvanus sudah berusaha dan semaksimal mungkin. Mungkin toksinnya terlampau kuat dan banyak, sehingga nyawa korban tidak tertolong,” terang Theo.
Suka ular sejak usia 6 tahun
Suasana duka tampak di Ruang Kamboja kamar jenazah RSUD Doris Sylvanus, Senin pagi, 9 Juli. Keluarga Rizky tampak sedih.
Suwardi Duyen, ayah korban mengatakan, ikhlas atas wafatnya Rizky. “Meskipun berat , tapi ini adalah kehendak Allah taala, kami ikhlaskan,”.
Kepada orang tuanya, Rizky berpesan agar ular King Cobra yang telah membunuhnya tersebut jangan dibunuh, dan dibiarkan dikembalikan ketempat awal ditemukan.
“Pesannya begitu, jikapun tidak, ular itu diserahkan saja ke lembaga yang berwenang,” ujar Suwardi.
Menurut sang ayah, Rizky sudah berani memelihara ular sejak umur enam tahun sehingga di rumahnya ada sekitar enam ular jenis Piton besar dan kecil hingga terakhir ular King Cobra yang merenggut nyawanya.