Paus Orca Terdampar di Pantai Bangsring Banyuwangi
Seekor paus pemburu atau dikenal dengan Paus Orca terdampar di pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Paus ini dalam keadan telah mati dan mulai membusuk. Temuan ini sempat menggegerkan warga setempat karena ini kali pertama ditemukan paus jenis tersebut. Belum diketahui penyebab pasti kematian fauna laut ini. Pihak berwenang sudah mengambil sampel untuk diperiksa guna mengetahui penyebab pasti kematian paus ini.
Informasi yang diperoleh Ngopibareng.id, beberapa hari sebelumnya, nelayan setempat sempat melihat paus berukuran panjang lebih dari 3 meter ini dalam keadaan lemas di sekitar perairan selat Bali. Sampai akhirnya pada Sabtu, 3 April 2021 diketahui paus ditemukan terdampar di pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo dalam kedaan mati.
Pihak berwenang mulai dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Polairud dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga telah melihat langsung ke lokasi kejadian. “Kami mendapatkan laporan dari masyarakat akan adanya paus terdampar dari masyarakat. Kami terima informasi berupa video,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi BBKSDA Jawa Timur, Purwantono, Minggu, 4 April 2021.
Purwantono menyatakan, mamalia ini merupakan salah satu fauna laut yang dilindungi. Sebenarnya, paus orca ini masuk keluarga lumba-lumba. Namun karena ukurannya lebih besar dari yang biasanya orang menyebutnya paus. “Jadi warnanya khas, badannya hitam, perutnya putih,” jelasnya.
Menurutnya, ini kali pertama paus jenis Orca ditemukan di Banyuwangi. Namun demikian di beberapa daerah sempat ditemukan paus jenis ini terdampar di pantai. Menurutnya, habitat Paus Orca adalah di samudera atau laut dalam. Sehingga perlu diteliti mengapa bisa terdampar di laut dangkal. “Kami sudah mengambil beberapa sampelnya. Kami ingin memastikan penyebab kematiannya,” tegasnya.
Ada berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan paus ini terdampar. Bisa jadi paus tersebut sedang sakit, faktor cuaca atau kerusakan sonar sehingga navigasinya tidak bisa berfungsi. Karena, kata Purwantono, nelayan sempat menggiring ikan paus ini menuju laut dalam. Namun dia tidak mau kembali. Padahal biasanya jika navigasinya normal dia pasti akan kembali ke habitatnya di laut dalam.
Setelah diambil sampelnya, pihak berwenang memutuskan untuk menguburkan bangkai ikan paus tersebut. Penguburan dilakukan tak jauh dari pantai tempat ikan ini ditemukan. “Setelah diambil sampelnya kemudian kami kubur. Nanti ada laporan kejadiannya,” pungkasnya.