Patuhi Kiai, Gus-Lora se-Jatim Berharap Warga Jaga Seduluran di Pilkada
Forum Santri Cinta Damai (Santai) yang terdiri atas para Kiai Muda atau Gus maupun Lora dari beragam pesantren se-Jawa Timur mengimbau ke santri, warga Nahdliyin, dan masyarakat luas untuk senantiasa mematuhi nasihat para masyayikh dan kiai-kiai sepuh terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jatim, 27 Juni mendatang.
"Mari mematuhi nasihat para kiai sepuh di Pilgub Jatim ini," ujar Gus Thoif Zainuddin, Senin, 25 Juni 2018.
Putra KH Zainuddin Jazuli, pengasuh Pesantren Al Fallah, Ploso, Kediri ini mengatakan, dengan semakin dekatnya hari pemilihan, penting bagi para santri, warga Nahdliyin, dan masyarakat luas untuk mendengarkan kembali nasihat para masyayikh dan kiai sepuh se-Jatim.
"Nasihat para masyayikh dan kiai sepuh antara lain agar kita semua warga Jatim terus menjaga persaudaraan, memperkuat seduluran, agar daerah ini selalu dianugerahi kemakmuran oleh Allah SWT, menjadi daerah yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofur (sebuah daerah yang subur, makmur, adil dan aman). Jadi mari jaga seduluran, agar kita diberi kemakmuran," ujar Gus Thoif.
Para gus dan lora se-Jatim itu juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyelenggara pemilu yang telah bekerja keras menyiapkan Pilgub Jatim.
"Harapan kami kepada semua masyarakat Jawa Timur, marilah kita nikmati pilkada ini dengan gembira dan merdeka. Tidak perlu cemas jika ada fatwa-fatwa yang tidak berdasar seperti kita akan berdosa dan mengkhianati Allah SWT serta Rasulullah jika tidak memilih calon tertentu. Pilihlah calon dengan tulus, sesuai kata hati kita," jelasnya.
Pernyataan para gus dan lora se-Jatim ini ditandatangani lebih dari 30 Gus dan Lora. Di antaranya Gus Thoif Zainuddin; Gus Abdur Rohman Al-Kautsar (Ponpes Ploso, Kediri), Gus Hasan Amanulloh (Pesantren Tambak Beras, Jombang), Lora Nasih Aschol (Pesantren Syaikhona Kholil, Bangkalan), Gus Haris (Pesantren Genggong Probolinggo), Gus Fatkhulloh (Pesantren Bumi Hidayah, Trenggalek), dan Gus Gudfan (Pesantren Sunan Drajad, Lamongan).
Selain itu, ada Gus Musthofa (Pesantren Poncol Magetan), Gus Masfuk (Pesantren Darunnajah, Malang), Gus Fahrur Rozie (Pesantren An Nur, Malang), Gus Rudin (Pesantren Tambak Beras, Jombang), Gus Nuril Anwar (Pesantren Kencong, Pare), dan Gus Fahmi Iskandar (Pesantren Ngasinan, Kediri).
Ada pula Gus Muhammad Idris (Pesantren Salafiyah, Pasuruan), Lora Khoiron (Pesantren Miftahul Ulum, Sampang), Lora Ahmad Syamli (Pesantren An Nuqoyyah, Sumenep), serta sejumlah Gus dan Lora dari pesantren besar lainnya.
Advertisement