Patroli Ramadan, Satpol PP Surabaya Petakan Titik Rawan Tawuran
Patroli pengawasan selama Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijiriah terus dilakukan di Kota Surabaya. Patroli tersebut dilakukan jajaran Satpol PP bersama TNI dan Polri.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan setelah salat tarawih hingga pukul 04.00 WIB. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, seperti balap liar, tawuran, bermain petasan, atau tindakan kriminal.
"Hasil evaluasi kami selama dua pekan ini, pihaknya masih menemukan anak-anak remaja yang beraktivitas pada malam hari. Rata-rata mereka mengaku sedang menunggu jam 03.00 WIB untuk melakukan ronda sahur," terangnya.
Hanya saja, anak-anak remaja tersebut melakukan kegiatan yang terindikasi dapat menimbulkan gesekan atau gejolak sosial. Sebab, kegiatan yang dilakukan pada malam hari. "Setiap malam kami juga sering mendapat laporan indikasi tawuran. Tapi saat kami datang ke lokasi, kegiatan tersebut tidak ada," ujar dia.
Untuk itu, Satpol PP Kota Surabaya bersama kecamatan dan TNI-Polri terus melakukan Patroli Pengawasan. Bahkan, pihaknya telah memetakan lokasi atau titik rawan yang memiliki kemungkinan menimbulkan tawuran antar remaja atau gejolak sosial.
"Ada sekitar 35 titik rawan di Kota Surabaya dan sudah kami bagikan kepada 31 kecamatan. Salah satunya ada di Surabaya Utara, di wilayah Kenjeran, Semampir, Bulak Banteng, Krembangan, dan Pabean Cantikan," terang dia.
Pemetaan tersebut, membuat pihaknya tidak boleh lengah saat melakukan Patroli Pengawasan. Karena, kemunculan para remaja yang melakukan aktivitas pada malam hari, dimulai pada pukul 02.00 WIB.
"Sistem pengamanan kami bersayap dan berlapis. Setelah disisir oleh kecamatan dan TNI-Polri, secara bergantian juga akan kami lakukan," lanjutnya.
Meski demikian, petugas Patroli Pengawasan tetap melakukan pendekatan secara humanis untuk memberikan edukasi kepada para remaja. Namun, juga ada yang diamankan dan dipanggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan.
Tak hanya itu saja, ia mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk mengadakan kegiatan di sekolah saat bulan Ramadan. Contohnya, Pondok Ramadan atau kegiatan yang menyibukkan pelajar.
"Sehingga pada malam hari, mereka lebih fokus melakukan persiapan untuk kegiatan besok pagi. Jadi meminimalisir para remaja untuk berkegiatan di luar rumah pada malam hari," pungkasnya.