Pasutri 4 Tahun Hidup Tanpa Listrik, Kini Banjir Bantuan
Pasangan suami istri (pasutri) muda, Ayu Aura dan Rozi sempat mencuri perhatian warga Surabaya, karena selama empat tahun hidup tanpa aliran listrik. Kondisi ini pertama kali diketahui dari kunjungan Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i.
Dua hari pasca diketahui banyak orang, kini Ayu dan suaminya bisa sedikit tersenyum bahagia karena mendapat banyak bantuan, termasuk pemasangan listrik di rumahnya Jalan Gubeng Kertajaya 5D-15.
Ayu menceritakan, awalnya tak tahu bahwa yang berkunjung ke rumahnya adalah anggota DPRD bersama wartawan.
"Saya tidak tahu kalau itu anggota DPRD dan wartawan, tahunya dikabari tetangga kalau berita saya banyak dimuat di media," kata wanita 20 tahun ini.
Ayu mengaku bersyukur, karena satu per satu bantuan datang sejak didatangi anggota DPRD. "Kemarin sudah ada orang PLN kesini, katanya mau dipasang token nanti dan diberi keringanan," katanya.
Saat ini aliran listrik di rumah Ayu masih menumpang tetangga hingga pemasangan token listrik oleh PLN selesai.
Selain bantuan listrik, bantuan administrasi penduduk juga didapatkan Ayu dari kelurahan dan kecamatan setempat.
Selama ini, Kartu Keluarga (KK)-nya masih atas nama ibunya, sehingga ia tak mendapat bantuan dari pemerintah.
"KK saya kan masih atas nama ibu, jadi kalau dapat bantuan bukan saya tapi atas nama ibu. Kemarin sudah dibantu pecah KK sama pihak kelurahan, untuk ke depannya bisa dapat bantuan," ungkap anak sulung dari dua bersaudara ini.
Tak hanya itu, ada pula bantuan untuk membetulkan atap rumah. Saat Ngopibareng.id ke rumahnya, Ayu juga sedang didata oleh Baznas untuk mendapatkan bantuan.
Sebelumnya, Ayu mengungkapkan, listrik rumahnya sudah dicabut oleh PLN sejak 2018 karena menunggak pembayaran. Bukan tak ada usaha untuk mengurusnya kembali, tapi penghasilan suaminya selama ini hanya cukup untuk makan sehari-hari.
"Sebenarnya yang tahu persis kenapa listrik di rumah orang tuanya dicabut. Selama ini saya cuma mikirin makan sehari-hari, karena gaji suami saya sekitar Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta per bulan," ceritanya.
Saat ini, ibu dua anak ini mengaku bersyukur mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. "Alhamdulilah banyak yang bantu dan perhatian sama saya dan keluarga. Saya tidak bisa balas apa-apa hanya bisa sampaikan terima kasih," kata Ayu.
Terakhir, Ayu mengklarifikasi berita yang beredar terkait anaknya yang stunting dan aliran PDAM yang terputus.
"Masalah keluarga saya cuma listrik, selain itu tidak ada. Anak saya dibilang stunting juga tidak benar, air PDAM mati juga tidak," pungkasnya.
Advertisement