Pasuruan Punya Mesin Pemulasaran Jenazah Covid-19
Menjawab keraguan masyarakat akan pemulasaran jenazah Covid-19, RSUD Bangil memiliki mesin pemulasaran jenazah yang dipastikan sesuai syariat agama Islam.
Cara kerja mesin baru ini sangat membantu dalam menghindari sentuhan fisik antara petugas dengan jenazah Covid-19, sehingga diharapkan bisa mencegah semakin meluasnya penularan virus corona.
Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib ikut menyaksikan proses simulasi pemulasaran jenazah Covid-19 dengan mesin tersebut. Hadir pula Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin; PCNU Bangil, Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Abdul Rouf; Sekda Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya.
Wabup Mujib sangat berterima kasih kepada para ulama yang telah menyaksikan proses simulasi jenazah Covid-19, sekaligus memberikan saran, masukan dan gagasan demi menyempurnakan seluruh proses yang sesuai syariat agama Islam.
"Saya sampaikan terima kasih banyak untuk kehadiran para alim ulama. Baik dari PCNU Kabupaten Pasuruan, PCNU Bangil, MUI, Kepolisian dan TNI sampai undangan lain yang sama-sama menyaksikan proses pemulasaran jenazah Covid-19 ini," katanya.
Dikatakan Mujib, mesin pemulasaran jenazah Covid-19 ditempatkan di RSUD Bangil. Dimana pada prinsipnya, mesin tersebut melindungi petugas agar pada saat memandikan jenazah tidak terkena percikan air.
Mesin tersebut dirancang tertutup dengan dilengkapi pelindung kaca plus ada aliran air mengalir seperti pancuran. Air tersebut bisa mengenai seluruh permukaan kulit jenazah dari segala arah.
"Ada alat berbentuk lingkaran untuk meratakan aliran air sehingga mengenai seluruh permukaan kulit jenazah," katanya.
Selain menyemprotkan air ke seluruh permukaan kulit, mesin ini menurut Mujib juga dilengkapi dengan alat yang bisa merubah posisi jenazah ke kanan dan ke kiri, tanpa dipindahkan dengan kontak fisik secara langsung.
"Kalau dulu dimiringkan oleh petugas secara langsung, tapi mesin ini bisa bekerja supaya jenazah bisa dimiringkan ke kiri dan kanan," katanya.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD Bangil, Arma Roosalina menjelaskan, sampai sejauh ini pihaknya masih memiliki 1 unit mesin pemulasaran yang baru. Rencananya, dalam waktu dekat akan kembali diadakan sehingga bisa langsung digunakan sesuai jumlah kebutuhan.
"Sementara baru satu unit, rencana pengadaan 2 alat. Ini baru selesai, dan akan kami pergunakan sebagaimana mestinya," katanya.
Ditambahkan Arma, selama pemulasaran jenazah, para keluarga boleh menyaksikan secara langsung dengan catatan tetap memperhatikan protocol kesehatan. Yakni memakai masker dan face shield, serta melihat dari pintu masuk menuju ruang pemulasaran jenazah Covid-19.
"Boleh dilihat oleh keluarga biar percaya. Jaraknya pun cukup jauh yakni sekitar 4 meter dari jenazah. Setelah dimandikan, maka keluarga juga boleh ikut mensholati dan mendoakan almarhum di tempat yang tak sama," katanya.
Advertisement