Pasuruan Gelar Panen Raya Padi, Mentan: Terima Kasih Untuk Petani
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi dan Percepatan Serap Gabah Petani (Sergab) di Kabupaten Pasuruan.
Tak sendirian, Menteri Syahrul memanen padi bersama Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf; Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, di Hamparan Padi seluas 20 hektar milik Gapoktan Agawe Kalumyan, Poktan Sumber Rejeki, di Desa Nguling, Kecamatan Nguling.
Menteri Syarul menegaskan bahwa Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu lumbung-padi di Jawa Timur. Sehingga dengan panen raya padi, diharapkan bisa memberikan semangat baru kepada para petani agar tetap konsisten di bidang pertanian padi.
"Tumpuan kita ada di petani sekarang. Kalau petaninya kemudian jual lahan sawah, tambah berkurang nanti areal persawahan kita," katanya, kemarin.
Syahrul sendiri mengacungkan jempol kepada para petani di Nguling yang sukses dalam memanen padi selama 3 kali dalam satu tahun.Apalagi sawah di Nguling termasuk dalam kategori tadah hujan.
"Intervensi, pompanisasi dan mekanisasi di Kabupaten Pasuruan berarti sudah jalan. Tadinya tanah tadah hujan, satu tahun satu kali, sekarang malah bisa ditanami 3 kali sehari,” katanya.
Saat disinggung perihal kelangkaan pupuk, Menteri Syahrul justru menganggap hal itu aneh. Lantaran stok pupuk subsidi nasional sudah mencukupi sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Ia menegaskan, jika benar-benar terjadi kelangkaan pupuk di suatu daerah, pemerintah akan melakukan intervensi.
"Secara materi sesuai dengan kebutuhan RDKK yang ada. Intinya kenapa kamu sudah bilang langka sementara ini baru mau dibagi. Itu aja. Ayo bagi dulu yang ada sekarang baru kita lihat. Kalau benar-benar ada kelangkaan, pemerintah siap intervensi. Heran saya kalau dibilang ada kelangkaan belum apa-apa. Bahkan ada demonstrasi di satu daerah dibilang ada kelangkaan pupuk padahal mereka sendiri belum bagi, gimana caranya itu," katanya
Lebih lanjut, Syahrul menyatakan bahwa kelangkaan pupuk bisa terjadi apabila ada oknum yang menginginkan jatah lebih atau berniat memainkan pupuk.
"Kalau ada kelangkaan pupuk di suatu daerah itu ada yang ingin lebih, ada yang ingin mengalihkan pupuk. Itu harus kita lawan. Kita harus urus dengan baik. Jangan ada korupsi. Jangan ada main-main," katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati Irsyad menjelaskan, padi yang dipanen merupakan varietas ciherang yang ditanam mulai bulan Oktober 2019 dan diperkirakan mencapai hasil ubinan sebanyak 8,9 ton per hektarnya. Sedangkan total luasan hamparan padi Gapoktan Agawe Kamulyan yang belum dipanen mencapai 287 hektar.
"Total luasan lahan yang dipanen hari ini seluas 10 sampai 20 hektar, sehingga masih ada 277 hektar lagi yang belum dipanen. Ada yang mau dipanen, ada yang baru ditanam, dan ada yang sedang tahap pengeringan," katanya.
Dikatakan Irsyad, komoditi padi di Kabupaten Pasuruan merupakan komoditi yang paling utama. Pada tahun 2019, luas panen mencapai 117.938 hektar dengan produksi mencapai 722.636 ton. Dari jumlah tersebut, masih didominasi padi lahan sawah dengan produksi mencapai 687.506 ton.
“Dibanding tahun 2018 terjadi penurunan produksi sebesar 4200 ton, dan alhamdulillah meningkat tajam di tahun 2019 lalu. Ini adalah hasil kerja keras kita semua, utamanya para petani," katanya.
Di sisi lain, dalam kunjungannya kali ini, Menteri Syahrul juga menyerahkan beberapa bantuan. Diantaranya benih padi untuk 8200 hektar, benih jagung untuk 5000 hektar, 17 unit cultivator, 22 unit traktor roda dua, 4 unit combine harvester, asuransi pertanian untuk 4115 hektar, 10 unit alat olah kopi, 160.000 batang kopi, serta bantuan KUR BNI sebesar Rp 735 juta. (sumber: www.pasuruankab.go.id)