Pasukan Israel Tangkapi Warga Palestina pada Libur Maulid Nabi
Pasukan Israel dengan kasar dan keras menyerbu Gerbang Damaskus dan jalan-jalan sekitarnya di Yerusalem Timur yang diduduki, untuk hari kedua berturut-turut selama hari libur nasional Palestina untuk Maulid Nabi Muhammad.
Kekerasan di kawasan Kota Tua Palestina ini dimulai pada Senin malam lalu, ketika pasukan pendudukan Israel melukai sedikitnya 49 warga Palestina dan menangkap 10 lainnya.
Pada hari Senin dan Selasa kemarin, ada kegiatan untuk keluarga dan anak-anak Palestina yang berlangsung di Gerbang Damaskus, salah satu dari sedikit ruang publik tempat warga Palestina di kota itu berkumpul, untuk merayakan Maulid Nabi.
Di tengah acara pertemuan, tiba-tiba tentara Israel dengan kejam menangkap dan menyerang orang-orang muda pada hari Senin, baik pria maupun wanita, memukuli orang yang lewat dengan tongkat, mengejar anak-anak, menyerbu jalan utama, dan menembakkan gas air mata dan bom suara tanpa pandang bulu ke keluarga-keluarga. Mereka juga menyerang staf medis yang datang untuk membantu orang luka.
Media lokal mengatakan pekerja medis menangani lima luka peluru logam berlapis karet dan 19 luka pecahan bom suara, serta puluhan dari serangan fisik. Setidaknya dua jurnalis lokal ditangkap dengan kekerasan saat meliput acara tersebut.
Mulai Senin malam itu, setiap saat tentara Israel melakukan penangkapan Gerbang Damaskus dan daerah sekitarnya. Sebelumnya warga Palestina melakukan protes karena Israel melakukan pembongkaran beberapa makam di pemakaman Muslim bersejarah dekat Kota Tua Yerusalem yang dikuasai Israel. Penggalian kuburan dilakukan Israel sejak 10 Oktober lalu.
Situasi panas telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, bagaimanapun, dengan pasukan Israel dengan kekerasan menyerang dan membersihkan warga Palestina dari beberapa ruang publik yang tersedia bagi mereka di Yerusalem Timur yang diduduki, termasuk Gerbang Damaskus dan Jalan Salah al-Din.
“Gerbang Damaskus dekat Kota Tua Yerusalem adalah tempat di mana anak-anak muda Palestina suka berkumpul di malam hari, dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Tetapi sejak beberapa bulan terakhir, polisi Israel dan pasukan khusus dengan kekerasan memaksa mereka untuk membubarkan diri untuk memberi jalan bagi mereka. Pemukim Israel memasuki Kota Tua,” kata Jawad Siam dari Wadi Helweh Center di Yerusalem Timur yang diduduki, yang memantau kekerasan terhadap warga Palestina.
Menurut Jawad Siam, dari lokasi taman itu saja dalam dua minggu terakhir sebanyak 82 anak di bawah umur telah ditangkap pasukan Israel, sebagian besar dari mereka di bawah usia 13 tahun.
Anjing polisi dan mesin "air sigung" - yang menyemprotkan air kotor yang sulit dihilangkan - juga telah dikerahkan dalam pengusiran paksa.
Pekan lalu, Hussein al-Zeer, 20, dari lingkungan Silwan di Yerusalem, sedang duduk bersama teman-temannya di dekat Gerbang Damaskus menikmati udara malam.
Dia bercerita, tiba-tiba belasan polisi perbatasan Israel yang dipersenjatai dengan tongkat, bom suara, dan tabung gas air mata menyerbu mereka dan memerintahkan mereka untuk bubar. Mereka yang menolak bergerak, dan berusaha merekam penyerangan itu dipukuli, sebagian ditangkap.
“Mereka agresif sejak awal dan bahkan tidak memberi kami kesempatan untuk pergi. Mereka memukuli saya di sekujur tubuh saya dengan bagian belakang popor senapan mereka dan dengan kepalan tangan mereka,” kenang Hussein al-Zeer.
“Mereka mengatakan kami tidak diizinkan duduk di sini dan jika kami tetap tinggal, kami akan ditangkap. Ketika teman saya menanyai mereka mengapa kami tidak boleh duduk di sini, mereka mulai memukulinya.
“Kami pergi tetapi setelah itu kami kembali. Mengapa hanya pemukim Yahudi yang diizinkan untuk duduk dan pergi ke mana pun mereka suka di Yerusalem Timur yang diduduki?” tanya Hussein al-Zeer.
“Dapatkah Anda bayangkan apa yang akan menjadi protes internasional jika sebuah pemakaman Yahudi kuno di Eropa dibongkar untuk pembangunan sebuah taman?” tanya Jawad kata Siam kepada Al Jazeera. (*)