Pasukan Berani Mati, Anekdot Jualan Kerikil Bom
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid gejolak politik begitu memanas. Antara yang menginginkan Gus Dur jatuh, dan pembelanya. Sejarah telah mencatat, Amien Rais, Megawati dan Akbar Tandjung, adalah orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan pasca-Gus Dur.
Kelompok-kelompok yang menginginkan Gus Dur tumbang mengerahkan aksi demonstrasi di sejumlah kota besar. Bukan hanya di Jakarta, melainkan juga di daerah-daerah lainnya.
Menghadapi situasi menggemuruh yang menginginkan kejatuhan Gus Dur, bikin aliran darah pada pendukung Gus Dur mendidih. Di antara mereka ada yang membentuk Pasukan Berani Mati (PBM).
Hari-hari sebelum Gus Dur keluar dari Istana, beredar lelucon di masyarakat. Ketika itu, muncul Pasukan Berani Mati (PBM) yang berangkat dari Jawa Timur.
Di Banyuwangi, ada cerita sekelompok orang juala krikil bom. Konon, bila kerikil itu dilempar bisa berubah menjadi bom. Jualan kerikil bom ternyata laris manis.
Suatu ketika, di antara mereka akhirnya salat jemaah di Masjid Istiqlal, salah satu kerikil yang disimpan di saku jatuh saat ruku. Banyak jemaah yang mengetahui itu krikil Banyuwangi. Spontan mereka bergerak ke belakang. Dan setelah sedetik, dua detik hingga berdetik-detik.
Tak ada yang berubah atau meledak. Kerikil tetaplah kerikil.
Ketidaktakutan mati para PBM ini adalah ketika berduel dengan orang atau pasukan yang mereka anggap lawan. Bukan mati akibat bom, apalagi di masjid. Hehehe...