Pasukan AS Tinggalkan Afghanistan, Taliban Rayakan Kemerdekaan
Militer AS terakhir sudah meninggalkan Afghanistan, Senin malam. Batas waktu diberikan hingga Selasa 31 Agustus. Satu menit sebelah masuk tanggal 31 Agustus, pesawat terakhir yang membawa militer AS sudah take off.
Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan Divisi Lintas Udara ke-82, adalah orang terakhir yang menaiki pesawat C-17 pada Senin malam, mengakhiri misi AS di Kabul.
Taliban memuji penarikan pasukan AS sebagai momen bersejarah dan mengatakan negara itu kini telah memperoleh 'kemerdekaan penuh'.
Pejuang Taliban menembakkan senjata mereka ke udara dalam perayaan di ibukota Afghanistan saat Amerika Serikat menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan, hampir dua puluh tahun setelah menyerang negara itu setelah serangan 11 September 2001 di Amerika.
Jenderal Marinir Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, membuat pengumuman penarikan pada konferensi pers Pentagon pada hari Senin, setelah pasukan terakhir yang dikirim untuk mengevakuasi orang Amerika dan Afghanistan telah terbang keluar dari Kabul.
"Saya di sini untuk mengumumkan selesainya penarikan kami dari Afghanistan dan berakhirnya misi militer untuk mengevakuasi warga Amerika," kata McKenzie. “Kami tidak mengeluarkan semua orang yang ingin kami keluarkan. Bahkan saya pikir, jika kami tinggal 10 hari lagi, kami tidak akan mengeluarkan semua orang yang kami inginkan. Dan masih akan ada orang yang kecewa. Ini situasi yang sulit," kata Jenderal Frank McKenzie seperti dikutip Al Jazeera.
Penerbangan terakhir, sebuah transportasi militer besar C-17, lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai satu menit sebelum tengah malam waktu Kabul, kata McKenzie. Presiden Joe Biden menetapkan batas waktu 31 Agustus untuk penarikan.
Penerbangan terakhir berlangsung di bawah pengamanan ketat menyusul dua serangan terhadap operasi evakuasi dua minggu oleh Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP) - satu bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 175 orang, termasuk 13 tentara AS.
Amerika Serikat memindahkan misi diplomatik Afghanistan ke Qatar, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan Senin malam. “Mulai hari ini, kami menangguhkan kehadiran diplomatik kami di Kabul dan mengalihkan operasi kami ke Doha, Qatar,” kata Blinken.
“Mengingat lingkungan keamanan yang tidak pasti dan situasi politik di Afghanistan, itu adalah langkah yang bijaksana untuk diambil,” tambah Blinken.
Saat ini diperkirakan ada sekitar warga Amerika yang tetap berada di Afghanistan. “Kami akan melanjutkan upaya tanpa henti kami untuk membantu orang Amerika, warga negara asing, dan warga Afghanistan meninggalkan Afghanistan jika mereka mau,” katanya. (nis)
Advertisement