Paspor Tertinggal Masih Warnai Kedatangan Jemaah Haji di Jeddah
Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Haryanto mengatakan, 18 kelompok terbang (Kloter) jemaah haji Indonesia telah tiba di Bandara Internasional King Abdul Azis (KAAIA) Jeddah, dalam 2 hari terakhir, sejak pemberangkatan jemaah haji gelombang kedua dimulai pada 8 Juni 2023. Dari 18 kloter tersebut, total jemaahnya berjumlah 6.934 orang.
Sebelumnya, pemerintah telah selesai memberangkatkan jemaah haji gelombang pertama, yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis Madinah. Total ada 100.002 jemaah haji dari 263 kloter yang sudah berada di Madinah. Sebagian dari mereka telah bergerak ke Makkah untuk melaksanakan rangkaian pelaksanaan ibadah haji yang diawali dengan umrah wajib.
Selanjutnya, mulai 8 Juni 2023, jemaah haji gelombang kedua mendarat di Bandara Jeddah.
Haryanto menegaskan, selama 2 hari masa kedatangan jemaah haji di Jeddah, tidak ada kendala atau permasalahan berarti, kecuali masalah jemaah haji yang sulit sidik jari.
"Sampai dilakukan berulang-ulang (sidik jari), kemudian alhamdulillah sampai berapa kali saat ini sudah bisa dilakukan dan sudah bisa bergabung dengan kloternya menuju hotel," ujar Haryanto di Bandara KAAIA, Jeddah, Sabtu, 10 Juni 2023.
Mengenai penempelan stiker maktab di paspor jemaah yang dilakukan di Bandara KAAIA, Haryanto mengatakan, hal itu karena ada keterlambatan pencetakan
"Sebetulnya tahun kemarin dilakukan di Indonesia, tapi karena keterlambatan pembuatan stikernya, maka berdampak pada petugas PPIH Arab Saudi melakukan penempelan stiker (di bandara)," ujar Haryanto.
Dia menjelaskan, penempelan stiker maktab (tempat jemaah menginap) di paspor bertujuan untuk memudahkan bagian maktab atau petugas Al Wukalla melihat jemaah haji Indonesia tersebut ada di maktab berapa.
"Setelah tiba di maktab jemaah diarahkan ke hotel sesuai dengan maktabnya," jelas Haryanto.
Terkait keterlambatan penerbangan seperti yang terjadi di Madinah, Haryanto mnyatakan, di Bandara Jeddah keterlambatan tidak terlalu signifikan.
"Untuk keterlambatan penerbangan memang terjadi di beberapa kloter, kalau saya liat dari schedule memang ada beberapa revisi jadwal, tapi tidak terlalu signifikan hanya berubah antara kisaran 30 menit, 1 jam, 1,5 jam," jelasnya.
Keterlambatan itu, lanjutnya, tidak berdampak pada katering dan hal lainnya, karena pihaknya selalu berkoordinasi.
"Jika ada keterlambatan maka (koordinasi) dengan katering," ucapnya.
Berbeda dengan pemberangkatan jemaah haji pada gelombang pertama yang berakhir 8 Juni lalu, pada pemberangkatan jemaah haji gelo,bang kedua yang mendarat di Bandara KAAIA Jedda, jemaah haji mendapatkan makan begitu tiba di Jeddah, begitu juga dengan akomodasi, jemaah langsung di antar menggunakan bis ke hotel tempatnya menginap di Makkah.
Paspor tertukar dan penerbitan Splp
Seorang jemaah haji tertukar paspornya sehingga sempat tertahan di Imigrasi Bandara Amir Muhamad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah, Arab Saudi.
Jemaah bernama Karti Karto Prawiro dari kelompok terbang (Kloter) Jakarta Bekasi (JKS) 37 salah membawa paspor atas nama jemaah lain. Dia mendarat di bandara Madinah pada hari terakhir kedatangan jemaah haji gelombang pertama Kamis 8 Juni 2023 pukul 02.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Saat sampai di loket pemeriksaan Imigrasi bandara, Karti ternyata membawa paspor atas nama Dewi Yansi Ejot. Ia pun diperiksa cukup lama dan tak bisa keluar dari bandara.
Menurut Haryanto, kasus paspor tertukar ini sudah ditangani. Untuk mengeluarkan Karti dari bandara, petugas PPIH bekerja sama dengan KJRI Jeddah membuatkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk Karti.
"Harus dibuatkan SPLP yang selanjutnya juga harus ada paspor aslinya. Kita lakukan koordinasi, ternyata memang betul itu tertukar paspornya," ujar Haryanto di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah, Jumat 9 Juni 2023 malam.
Tak menunggu lama, paspor Karti sudah dibawa oleh ketua kloter JKS 40, dan langsung diantar ke Madinah oleh petugas PPIH Daker bandara. Karti pun sudah keluar dari bandara dan bergabung dengan kloternya di Madinah.
Haryanto mengungkapkan, selama kedatangan jemaah haji di bandara Madinah, 24 Mei - 8 Juni 2023, pihaknya sudah mengeluarkan 5 SPLP untuk jemaah haji.
"Kalau tidak diterbitkan SPLP seperti ada jemaah yang kehilangan paspor atau ketiggalan, maka jemaah itu tidak bisa dikeluarkan dari Imigrasi bandara. Agar bisa dikeluarkan maka diterbitkan SPLP sementara, tapi tetap harus ada paspor aslinya," ujar Haryanto.
Untuk paspor jemaah yang ketinggalan, biasanya dititipkan di kloter berikutnya. Tapi jika paspor tidak ditemukan, maka harus dibuatkan dan dikenakan biaya.
Haryanto menjelaskan, hingga saat ini baru terjadi 1 kasus pembuatan paspor asli untuk jemaah haji di Arab Saudi.
Berbeda dengan penerbitan SPLP, untuk pembuatan paspor asli dikenakan biaya dan ada mekanismenya.
"Itu mekanisme (pembuatannya) kita harus mendatangkan dari Imigrasi KJRI Jeddah untuk mencetak persis seperti paspor asli, itu juga dikenakan biaya resmi, ada aturannya," beber Haryanto.
Karena lebih ribet dari penerbitan SPLP, Haryanto berharap tidak terjadi lagi kasus penerbitan paspor asli untuk jemaah haji. "Mudah-mudahan ke depan tidak ada, itu prosesnya panjang dan pakai biaya. Kalau SPLP tidak butuh biaya tapi sifatnya hanya sementara," ujar Haryanto.
Operasional misi haji di bandara Madinah sudah berakhir pada 8 Juni 2023. Selanjutnya jemaah haji gelombang kedua mendarat di bandara Jeddah, mulai 8-22 Juni 2024.
Haryanto mengungkapkan, dalam 2 hari sudah 6.934 jemaah haji dari 18 kloter yang tiba di Jeddah.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, hingga Sabtu, 10 Juni 2023) pukul 10.51 waktu Arab Saudi, sudah 115.516 jemaah haji yang ada di Arab Saudi. Mereka berasal dari 304 kloter dan tersebar di Kota Madinah dan Makkah. Dari jumlah tersebut, 34.999 orang merupakan jemaah haji lanjut usia (lansia).
Advertisement