Paskah Buha-Buha Ijuk, Peran Perempuan Sentral dalam Kekristenan
Seluruh umat Kristen, khususnya jemaat HKBP Manyar Surabaya menjalani ibadah pertama sesudah ibadah Jumat Agung, yakni ibadah Buha-Buha Ijuk.
Buha-buha ijuk dalam Bahasa Batak, memiliki arti pagi-pagi buta. Ibadah ini adalah untuk memperingati sejarah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome berangkat pagi-pagi sekali ke kubur Yesus Kristus untuk memberikan rempah-rempah kepada mayat-Nya, sesuai dengan adat dan tradisi Yahudi.
Pendeta HKBP Manyar Surabaya Pdt. Benjamin Butar-butar menyampaikan, dengan apa yang sudah tertulis di Kitab Suci, peran perempuan memegang titik sentral dalam sejarah Kekristenan.
"Status perempuan menjadi bangkit, karena mereka yang pertama kalinya menerima kabar kebangkitan Yesus, dan perempuan memiliki status yang sama," ujarnya, dalam khotbahnya, Minggu 31 Maret 2024.
Benjamin juga mengatakan, hari kebangkitan Yesus Kristus dari maut atau Paskah memiliki kedudukan yang setara dengan hari kelahiran-Nya, yakni Natal.
"Hari Paskah adalah hari kebangkitan. Ini hari raya paling besar, serupa dengan Natal. Di hari ketiga setelah kematian-Nya, Ia menunjukkan kehidupan yang sakral. Dalam kepercayaan orang Kristen jika Ia tidak bangkit semuanya akan sia-sia," ujarnya.
Dia juga melanjutkan, kebangkitan Yesus Kristus adalah berita yang harus dikabarkan ke seluruh dunia, tidak boleh dipendam ataupun dibiarkan.
"Sama dengan nats hari ini dalam Injil Markus, bahwa para perempuan tersebut lalu menyebarkan kabar kebangkitan Yesus kepada rasul-rasul-Nya. Kebangkitan dan kematian Yesus bukanlah ketakutan, masalah kita tetap akan ada tetapi hari ini kita sudah dimenangkan. Pergumulan dan ketakutan kita sudah diambil oleh Yesus," tegasnya.
Benjamin mengakhiri khotbahnya dengan menerangkan bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah sesuatu yang nyata adanya dan dengan statusnya sebagai Anak Allah, Dia memiliki kuasa.
"Kebangkitan Yesus nyata dan ditujukan kepada seluruh umat manusia dan dunia bahwa dia hidup, Dia punya kuasa atas maut. Kematian itu sesaat. Keilahian sebagai Anak Allah tidak mati selama-lamanya," pungkasnya.
Selesai beribadah, seluruh jemaat saling bersalam-salaman satu dengan lainnya sambil mengucapkan "Selamat Hari Paskah, Kristus telah bangkit".
Advertisement