Pasien Omicron di Malang, Tertular dari Suami Sering ke Luar Kota
Seorang pasien Omicron di Desa Banjararum, Singosari, Kabupaten Malang, berinisial L diduga pertama kali tertular salah satu varian Covid-19 tersebut dari suaminya sendiri. Suami pasien tersebut diketahui memiliki mobilitas tinggi dan sering bepergian ke luar kota.
"Ada dugaan pasien Omicron terpapar dari suaminya yang sering bepergian ke luar kota. Suaminya sempat menjalani perawatan di RS Kota Malang, tetapi sekarang sudah keluar rumah sakit," ujarnya pada Sabtu, 15 Januari 2022.
Pasien L beserta suaminya sehari-hari berdomisili di Kota Malang. Tapi karena masih memiliki anak kecil, yang bersangkutan sehari-harinya berada di rumah ibunya di Desa Banjararum, Singosari, Malang.
"Suaminya domisili Kota Malang, namun sehari-hari pasien positif Omicron tinggal bersama ibunya di Banjararum dengan putranya," katanya.
Saat ini ketiga pasien tersebut dibawa ke safehouse Rusunawa, Kepanjen, Kabupaten Malang, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Tiga orang tersebut terdiri dari dua orang perempuan dan satu laki-laki.
Agar bisa melokalisir penyebaran Covid-19 varian Omicron tersebut, ujar Arbani, pihaknya telah melakukan tracing dan testing kepada 23 warga di Desa Banjararum, Singosari, Malang.
"Dari 23 kita bagi menjadi dua kelompok, yakni 17 orang dengan kontak erat, dan enam orang hanya pernah berhubungan. 17 orang jalani tes PCR dan 6 antigen. Untuk antigen hasilnya negatif, sementara yang PCR masih belum keluar hasilnya," ujarnya.
Sementara itu, terkait penyekatan di RT 02 RW 10 selama satu pekan ke depan, Sekretaris Desa Banjararum, Singosari, Malang, Sutrisno mengatakan bahwa pihaknya sudah mengerahkan petugas di sekitar lokasi.
"Untuk personel yang kami terjunkan dalam penyekatan itu kami bagi per hari. Jadi per hari itu ada sekitar empat sampai lima orang yang bertugas," katanya.
Dalam penyekatan ini, ujar Sutrisno, dilakukan pendataan bagi warga RT 02 RW 10 yang hendak bepergian akan dicatat dahulu lokasi tujuan hingga jam kepulangannya. Serta penyemprotan disinfektan di lokasi tersebut.
"Untuk ketersediaan bahan makanan warga sekitar itu bergotong-royong. Karena ini kan awal tahun juga. Dana desa masih belum cair," ujarnya.