Pasien Covid Kabur dari RS Syuhada Haji Buat Nisan di Rumah
Seorang pasien Covid-19 nekat kabur dari ruang isolasi Rumah Sakit Suhada Haji Jalan Tanjung, Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu, 23 Juni 2021, pagi. Pasien berinisial A merupakan warga Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. Pria 30 tahun itu diketahui menghilang setelah dilakukan pengecekan perawatan oleh dokter jaga.
Menurut Hambali, dokter jaga yang merupakan saksi mata hilangnya pasien A, ruang perawatan dalam keadaan terkunci. Pasien dirawat di ruang isolasi sejak 18-22 Juni lalu.
“Kami menduga, pasien meninggalkan rumah sakit menjelang Subuh atau sesudahnya. Karena ketika petugas memeriksa ruangan setelah Subuh tadi, diketahui ruangan pasien A sudah kosong," ujar Hambali kepada awak media.
Tak butuh waktu lama, A akhirnya berhasil ditemukan di rumahnya oleh petugas rumah sakit dibantu Satgas Penanganan Covid-19 dan aparat polisi. Menurut keterangan Kapolsek Sanan Kulon, AKP Wahono, pasien A ditemukan tengah sibuk membuat nisan. A membuat nisan bukan untuk persiapan dirinya jika meninggal kelak. Tetapi A memang berprofesi sebagai pembuat batu nisan.
Menurut keterangan A kepada petugas, awalnya dia datang ke rumah sakit untuk berobat dengan keluhan asam lambung, pada Selasa kemarin. Sesuai prosedur medis, A harus menjalani tes swab sebanyak tiga kali.
Swab pertama dan kedua diketahui hasilnya negatif. "Selama dirawat di rumah sakit A mengaku kondisinya sudah membaik. Tidak merasakan sakit lambung lagi. Ketika ingin pulang dan mau membayar di loket kasir, tiba-tiba pihak rumah sakit mencegahnya karena A terkonfirmasi Covid-19," cerita A kepada AKP Wahono.
Pasien A, lanjut AKP Wahono, tidak mengetahui kalau pihak rumah sakit akan melakukan observasi lanjutan. "Dia merasa petugas medis di rumah sakit tidak memberitahu dirinya," sambung AKP Wahono.
Setelah kabar kaburnya pasien ini menemukan titik terang, AKP Wahono menyebut pihak rumah sakit, Satgas Covid-19, keluarga, dan tetangga sudah melakukan kesepakatan. Isinya ialah pasien A diizinkan isolasi mandiri di rumah dan akan dilakukan swab pada Kamis besok.
"Pasien A juga diizinkan beraktivitas membuat batu nisan untuk kebutuhan ekonomi keluarganya. Selain itu, A juga sudah terlanjur membeli bahan baku pembuatan batu nisan," jelas dia.
Advertisement