Pasien Covid-19 Kritis Dibantu Terapi Apheresis
Setelah akhir Mei lalu mendatangkan perangkat pemeriksaan swab, Polymerase Chain Reaction (PCR), RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo kini mengoleksi peralatan Apheresis. Perangkat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang kondisinya parah agar segera pulih.
Perangkat Apheresis buatan Amerika Serikat itu dilaporkan bisa mendeteksi sekitar 50 penyakit melalui pemeriksaan plasma darah. “Perangkat Apheresis ini mulai dioperasikan Senin hari ini terutama bagi pasien Covid-19 yang kondisinya kritis,” kata dr Boby Mulyadi SpPK, dokter spesialis patologi klinik di RSUD dr Mohamad Saleh, Senin, 1 Juni 2020.
Prinsip kerja mesin Apheresis adalah menyedot plasma darah yang kotor dari pasien kritis. “Selanjutnya, plasma darah dari pasien yang sembuh dimasukkan ke tubuh pasien tersebut dengan harapan kondisinya bisa segera membaik,” kata dokter kelahiran Lumajang itu.
Apheresis bakal digunakan untuk membantu pasien Covid-19 yang kondisinya kritis. Sehingga perangkat tersebut bisa melengkapi perangkat swab, PCR yang didatangkan RSUD milik Pemkot Probolinggo itu, akhir Mei lalu.
“PCR menitikberatkan pada pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik virus Corona dalam tes swab,” kata Boby.
Ia menambahkan, tidak semua pasien sembuh dari Covid-19 bisa langsung diambil darahnya untuk kemudian ditranfusikan kepada pasien. “Pertama, pasien Covid-19 harus benar-benar sembuh, ditunjukkan dengan dua kali tes swab hasilnya negatif,” katanya.
Yang kedua, memiliki anti bodi dengan titer (konsentrasi larutan) yang tinggi. “Terakhir, plasma cocok dengan kondisi tubuh penerimanya,” ujarnya.
Dokter Boby mengatakan, tidak semua rumah sakit di Jawa Timur memiliki perangkat Apheresis. “Sepengetahuan saya, selain RSUD dr Mohamad Saleh, Probolinggo, peralatan seperti ini adanya di RS dr Soetomo, Surabaya dan RS Saiful Anwar, Malang,” jelasnya.
Disinggung biaya penggunaan perangkat Apheresis, Boby mengatakan, gratis bagi pasien Covid-19. “Kalau periksa mandiri sekitar Rp 4,5 juta,” katanya.
Sementara itu Plt Dirut RSUD dr Mohamad Saleh, dr Abraar HS Kuddah SpB mengatakan, keberadaaan perangkat Apheresis untuk mempercepat terbentuknya antibodi bagi pasien Covid-19 yang sudah kritis. “Pasien Covid-19 yang sudah emergency dibantu Apheresis sehingga diharapkan cepat sembuh karena antibodinya menguat,” katanya.
Perkembangan pasien Covid-19 di Kota Probolinggo hingga Senin malam ini, 1 Juni 2020 dilaporkan, 19 orang positif Covid-19. Terdiri atas, 7 dirawat, 11 sembuh, dan 1 meninggal dunia. Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 322 orang terinci, 18 dalam pemantauan dan 304 selesai pemantauan.
Selain itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 22 orang yakni, 1 dalam pengawasan, 17 selesai pengawasan, dan 4 meninggal dunia.