Pascabencana Badai di Kupang NTT, KemenPUPR Bangun Huntap Rakyat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) telah menyelesaikan pembangunan Hunian Tetap (Huntap) yang dilengkapi fasilitas permukiman bagi masyarakat terdampak bencana Badai Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kolaborasi antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya dengan Ditjen Perumahan Kementerian PUPR merupakan kunci utama dalam mewujudkan hunian layak dengan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Pak Bas, 16 September 2023.
Dukungan terhadap penanganan permukiman pascabencana di Kabupaten Kupang NTT salah satunya dikerjakan di Desa Saukibe dan Desa Bokong. Pembangunan Hunian Tetap berupa rumah khusus (rusus) dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) telah selesai dikerjakan di Desa Saukibe sebanyak 124 unit pada lahan seluas 3,09 hektare. Selanjutnya di Desa Bokong sebanyak 45 unit pada lahan seluas 1,3 hektare.
Untuk menambah kenyamanan penghuni, di kawasan pembangunan huntap juga dilengkapi prasarana pendukung oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR seperti jaringan air bersih dan sanitasi komunal (SPAL-DT), jalan lingkungan dan drainase, pagar pengaman, sambungan listrik rumah, Penerangan Jalan Umum (PJU), tempat sampah, dan fasilitas umum lainnya serta fasilitas sosial seperti balai warga dan sarana peribadatan.
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman selaku Ketua Tim Pelaksanaan Penanganan Pascabencana NTT dan NTB Bidang Cipta Karya Wahyu Kusumosusanto mengatakan pemerintah akan terus berupaya memberikan penyediaan infrastruktur pemukiman yang aman dan berkelanjutan, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“Dengan dibangunnya infrastruktur permukiman ini diharapkan masyarakat yang terdampak badai siklon seroja dapat menempati huntap dengan rasa aman dan nyaman,” kata Wahyu Kusumosusanto.
Pembangunan fasilitas pendukung huntap di Desa Bokong dan Desa Saukibe mulai dilaksanakan pada 9 Juni 2021 dan telah selesai 31 Agustus 2022 dengan anggaran APBN senilai Rp33 miliar. Huntap mulai dihuni sejak September 2022 dan telah tersambung jaringan air minum dan sanitasi. Selain itu, masyarakat dapat kembali melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan sosial menggunakan fasilitas balai warga dan sarana peribadatan.
Advertisement