Pascabanjir Terdahsyat, Pakistan Umumkan Status Darurat
Keadaan darurat pascabanjir muson yang melanda Pakistan. Pemerintah Pakistan merilis bahwa banjir muson di Pakistan telah berdampak bagi lebih dari empat juta warga.
Faktanya, musim hujan tahunan ini sangat penting untuk mengairi tanaman, mengisi debit air danau serta bendungan di Pakistan. Namun, siapa sangka, bahwa musim hujan tahunan telah membuat sejumlah wilayah di Pakistan mengalami gelombang kehancuran, sejak Jumat 26 Agustus 2022 lalu.
Otoritas penanggulangan bencana Pakistan, National Disaster Management Authority (NDMA), Jumat, mengatakan banjir besar telah menewaskan lebih dari 900 orang sepanjang tahun ini. Bahkan, 34 korban tewas terkonfirmasi dalam 24 jam terakhir. Sebagian besar korban tewas akibat dari hujan muson yang terjadi sejak awal Juni lalu.
Para pejabat mengonfirmasi bahwa bencana banjir kali ini sebanding dengan bencana serupa yang terjadi pada tahun 2020. Saat itu, lebih dari 2000 orang meninggal dunia dan hampir seperlima wilayah negara itu terendam banjir.
Warga Sibuk Mencari Perlindungan
Seperti ribuan orang lain di pedesaan Pakistan, Brohi mencari perlindungan di samping jalan raya nasional.
NDMA juga mengatakan lebih dari 4,2 juta orang Pakistan terdampak banjir, hampir 220.000 rumah hancur dan setengah juta lainnya rusak parah. Tidak hanya itu, dua juta hektar tanaman budidaya di Sindh juga musnah akibat bencana tersebut.
“Tanaman kapas yang saya tanam di lahan seluas 50 hektar hilang,” kata Nasrullah Mehar, petani kapas di Sindh kepada AFP.
Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman, menyebut banjir yang melanda negerinya berskala besar. Karena itu, pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan memohon bantuan internasional.
Dalam catatan Global Climate Risk Index, Pakistan menempati urutan kedelapan sebagai negara paling rentan terhadap cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
Advertisement