Pasca Tragedi Teror, Jemaat Gereja Beribadah dengan Tenang
Ribuan jemaat, memadati Gereja Santa Maria Tak Bercela. (STMB), Ngagel, Surabaya. Gereja ini merupakan satu dari tiga lokasi ledakan bom bunuh diri di Surabaya pada 13 Mei lalu.
Berbulan usai peristiwa itu, gereja ini nampak, normal seperti gereja pada umumnya. Para jemaat berdatangan ke gereja, untuk menjalankan ibadah misa Natal, Selasa 25 Desember 2018.
Pastor rekan Gereja STMB, Rama Aloysius Widiyawan mengatakan bahwa para jemaat mengikuti prosesi ibadah misa Natal dengan tenang dan antusias.
Menurutnya, tak tampak lagi raut ketakutan seperti yang mereka tunjukkan beberapa waktu lalu, pasca tragedi bom tersebut.
"Saya gak berani ngomong semua sudah pulih. Tapi kondisi makin pulih, jumlah umat yang hadir kembali normal. Kalau pribadi kami masuk ke lingkup kami yang paling kecil dan tidak ada lagi cerita yang sifatnya trauma. Semalam, sampai ada 5.000 orang di sini. Ramai sekali," ujar Widiyawan.
Widiyawan mengatakan bahwa proses trauma healing para korban dan jemaat ini memakan waktu yang panjang, setidaknya selama 7 bulan ini mereka mencoba menghilangkan traumanya.
"Itu panjang prosesnnya. 7 bulan panjang kami melakukan banyak hal. pendampingan psikologi iya, pendampingan doa iya. Tiap tanggal 13 kami melalukan peringatan terus menerus," kata Widiyawan.
Para jemaat yang terdampak langsung tragedi bom pun dengan tenang mengikuti jalannya peribadatan. Salah satunya yaitu istri, korban Aloysius Bayu Rendra Wardhana, seorang yang gugur ketika menghadang motor pembawa bom masuk ke gereja.
"Hari ini ikut saya tadi ketemu sama Monique (istri Bayu) dan Aaron (anak pertama Bayu). Keluarga bayu di sini, syukur baik atas doa teman-teman juga," kata Widiyawan.
Widiyawan mengatakan, tema natal tahun ini adalah "Merayakan kelahiran kasih yang berkorban dan menyatukan", tema itu diambil dari peristiwa pengeboman yang mencekam. Dan nilai-nilai berarti yang dapat dipelajari.
"Kalau dulu kami dibom dengan kebencian dan saat nya sekarang kami ngebom dengan kasih dan pengampunan," kata Widiyawan.
Sementara itu, prosesi misa Natal pun berjalan lancar hingga selesai. Widiyawan menyebut, tidak ada ancaman-ancaman yang terjadi di Gereja STMB. Para jemaat pun datang dan pulang dengan tenang. (frd)