Mahasiswa Ngotot Ingin Masuk Semua, Ketua DPRD Malang: Tak Boleh!
Pasca terjadinya kericuhan yang mewarnai aksi peringatan Hari Tani Nasional di Depan Gedung DPRD Kota Malang, Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Toni Harmanto, Kapolresta Malang, Donny Alexander dan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika melakukan dialog dengan mahasiswa.
Dialog tersebut dilakukan terbuka di tengah-tengah massa aksi. Salah satu massa aksi yang melakukan dialog dengan Brigjen Pol Toni, mengatakan bahwa pihaknya hanya ingin masuk ke gedung DPRD Kota Malang untuk menyampaikan pendapatnya.
"Kami hanya meminta masuk ke halaman Gedung DPRD, melakukan aksi mosi tidak percaya tapi tidak diperbolehkan saya jamin tidak akan ada keributan kalau ada yang sampai merusak fasilitas akan kami tangkap dan kami serahkan," tutur mahasiswa berjaket hitam yang berasal dari Universitas Tri Buana.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, menuturkan bahwa mahasiswa yang ingin masuk ke dalam halaman diperbolehkan hanya perwakilan dari 20 orang.
"Kita perbolehkan tapi hanya 20 orang karena kalau semua itu tidak cukup," tutur Made.
Ia juga menjelaskan, kalau semua yang masuk, hal itu nantinya akan menganggu rapat yang saat ini sedang dikerjakan oleh anggota DPRD Kota Malang.
"Sabtu besok harus sudah diterapkan rancangan kerja kami. Itu kami rapatkan, itu buat kebaikan Kota Malang juga. Kalau semua orang masuk, kami tidak bisa terima karena akan menganggu," tuturnya.
Sontak pernyataan Made mengundang keriuhan dari massa aksi. Terdengar salah satu massa aksi mengatakan bahwa jika satu orang masuk maka semua juga harus masuk.
"Kalau hanya 20 gak akan bisa Pak. Kami semua tidak tahu dan kita ingin menduduki gedung DPRD biar semua kota-kota lainnya tahu dan tuntutan kami akan terealisasikan," tutur salah satu massa aksi tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakapolda Jatim, Brigjen Pol, Tony Harmanto, mengatakan bahwa jika nantinya seluruh massa aksi masuk maka akan merusak taman.
"Nanti merusak taman dan fasilitas umum," ujar Tony.
Mendengar alasan tersebut, salah satu mahasiswa berteriak mengatakan akan mengganti taman jika ada kerusakan.
"Bahkan kalau memang rusak gedung DPRD kita akan iuran untuk mengganti gedung DPRD seisinya Pak," tuturnya disertai riuh teriakan dan tepuk tangan para pengunjuk rasa lain
Advertisement