Pasca-Ramadhan, Istikomah Mewujudkan Visi Misi Peradaban Al-Quran
Fahmi Salim, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ajak umat Islam untuk istikomah pasca-Ramadhan mewujudkan visi-misi peradaban Al-Qur’an.
“Ramadhan secara keseluruhan adalah perayaan agung terhadap kebesaran Al-Quran. Oleh karenanya, mengisi ramadhan tanpa mengagungkan Al-Quran adalah kesalahan besar, rasa sedih ditinggalkan Ramadhan tanpa merasa bersalah tidak mengkaji Al-Quran adalah tangisan sandiwara,” tuturnya, dalam pesan diterima ngopibareng.id, Minggu 9 Juni 2019.
Menurutnya, kekuataan Al-Qur’an itu hanya akan didapatkan kalau umat Islam membela Al-Qur’an. Membela yaitu dengan membacanya (tilawah). Membelanya dengan menerimanya dengan hati yang suci (tazkiyah). Membelanya dengan mengurai isi kandungan Al-Qur`an untuk dijadikan solusi bagi segala kebutuhan dan permasalahan ummat (ta'lim kitab & hikmah).
Fahmi Salim dengan mengutip ulasan Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam kitab berjudul Al-Wahyu Al-Muhammadi, bahwa dituruankannya Al-Qur’an untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
“Melalui hasil tadabbur Al-Qur’an tingkat tinggi yang luar biasa. Fikiran dan hati kita, yang selama ini terasingkan dari hidayah Al-Qur’an, akan terbuka dan mengenal secara utuh misi dan tujuan di balik turunnya Al-Qur’an yang akan berdampak besar sebagai aktualisasi manhaj Allah ta’ala dalam kehidupan seluruh umat manusia,” paparnya.
Luar biasa sekali cakupan misi Al-Qur’an ini. Tak ada yang luput dari perhatian Al-Qur’an. Petunjuk Allah ta’ala itu mencakup seluruh segi dan aspek yang dibutuhkan manusia dalam upaya meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika kita sudah mengetahui itu semua, masihkah kita enggan membaca dan mentadabburi kandungan Al-Qur’an yang maha-dahsyat itu? Masihkah kita ‘letih’ mencari dan mengais-ngais formula petunjuk kebahagiaan untuk kehidupan kita? Pantaskah kita membelakangi Al-Qur’an dengan segala petunjuknya dan lebih mendengar ataupun menelan bulat-bulat pemikiran sekuler yang mengacak-acak dan menggoyahkan keimanan kita?
“Sebelum terlambat, masih ada waktu bagi umat Islam untuk bangkit dan mereposisi sikap, mental dan paradigma keilmuan agar sesuai dengan manhaj Allah dalam Al-Qur’an. Sebab, tidak akan ada kebangkitan hakiki dan sejati, jika ummat ini tidak merujukkan diri dan kehidupannya berdasarkan petunjuk Kitabullah melalui Al-Qur’an,” pesan Fahmi Salim.
Demikian pula disampaikannya dalam Khutbah Sholad Idul Fitri, pada 5 Juni 2019 di Masjid Jami Al Huda Muhammadiyah Tebet Timur. (adi)