Pasca-Pandemi, Pasien RSUD Blora Naik 80 Persen Lebih
Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono meningkat hingga lebih dari 80 persen. Peningkatan ini terjadi seiring pasca-Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020-2021 lalu.
Data di RSUD Blora menyebutkan, tahun 2021 jumlah kunjungan rawat jalan antara 3000 hingga 3500 perbulan. Namun sekarang ini jumlah kunjungan rawat jalan antara 6000 hingga 7000 perbulan.
Sedangkan kunjungan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tahun sebelumnya antara 25 hingga 30 perhari atau sekitar 700 perbulan. Namun tahun 2022 ini naik menjadi 40 hingga 50 perhari sebanyak 1200 hingga 1300 perhari. “Kunjungannya meningkat lumayan tinggi,” ujar Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki M.Kes pada wartawan Sabtu 24 Desember 2022.
Menurut dr Puji, kenaikan pasian ke RSUD Blora karena beberapa sebab. Di antaranya tingkat kepercayaan warga terus tumbuh dan meningkat karena kelengkapan dokter spesialis. Kemudian adanya perubahan pelayanan di bagian perawatan, dan di bagian pendaftaran responnya cepat. “Juga mengakomodir jika ada keluhan. Ini tentu berampak positif bagi warga Blora,” tandasnya.
Selain itu, lanjut dr Puji Basuki, manajemen RSUD pada tahun 2022 ini focus terhadap pelbagai hal. Seperti melakukan peningkatan personel, kemudian RSUD yang terus melakukan upaya digitaisasi dan lebih transformatif atau konsisten melakukan perubahan.
Contohnya, lanjut dr Puji Basuki, manajemen RSUD harus ikut digitalisasi, di bidang administrasi, alat kesehatan (alkes) yang dilakukan bertahap sesuai kebutuhan. “Juga yang terpenting, pengelola rumah sakit tidak alergi kritik. Sedikit-sedikit pegawainya marah, itu akan kita hilangkan,” tandasnya.
Menurut dr Puji Basuki, konsep yang dijalankan RSUD Blora, bahwa pengelolan adalah raja harus dibalik dan kini menjadi pasien adalah raja, jadi falsafah yang harus dimengerti para pegawainya. Dampaknya, muncul banyak tesminomi (pengakuan) dari pasien yang menunjukkan performa para insan rumah sakit lebih positif. Mulai dari cara berkomnkasi, keramahan, dan keluhan dari selalu tersampaikan.
“Dan itu bisa disampaikan lewat media social, lewat WhatsApp dan masukan konstruktif yang lebih bagus dari sebelumnya,” tandasnya. Prinsip layanan kita, lanjutnya, yaitu 5R atau ringkas, resik, rapi, rawat dan rajin. “Jadi praktis tapi bermakna,” imbuhnya.
Jadi RSUD Induk di Blora
Manajemen RSUD Blora juga menyadari akan statusnya sebagai rumah sakit induk di Kabupaten Blora. Itu tidak dipungkiri bahwa RSUD Blora ini, yang terlengkap dari segi fasilitasnya.
Menurut dr Puji Basuki, sebagai rumah sakit induk, tentu ada konsekwensinya. Seperti mengelola informasi dan pentingnya berkomunikasi dengan rumah sakit lain baik yang negeri maupun swasta. Juga tak kalah pentingnya dengan puluhan Puskesmas yang tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Blora.
Misalnya, jika tentang mekanisme rujukan jika pasien yang dirawat dari luar RSUD Blora. Tentu RSUD Blora siap memberikan solusi untuk penanganan pasien. “Jika kita mampu segera kita ajukan untuk dirujuk ke RSUD Blora. Kita menjamin dan berkomunikasi secara baik dengan Puskesmas dan dokter-dokter di daerah. Itu penting,” ujar dr Puji Basuki.
Advertisement