Pasca Ledakan Bom, Sri Langka Blokir Facebook dan WhatsApp
Pemerintah Sri Lanka memblokir platform media sosial Facebook dan WhatsApp pascaledakan di delapan gereja dan hotel negara itu, Minggu, 21 April 2019. Serangan ini menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 300 lainnya.
Tujuan pemblokiran adalah menghindari beredarnya informasi yang dapat memperkeruh suasana, di saat pemerintah berupaya membekuk para pelaku.
"Pemerintah memutuskan untuk memblokir semua platform media sosial untuk mencegah penyebaran informasi yang salah. Ini hanya tindakan sementara," kata sekretaris presiden, Udaya R Seneviratne, dalam pernyataan, dikutip dari AFP.
Selain itu Pemerintah Sri Lanka juga melarang warga keluar rumah atau memberlakukan jam malam secara nasional mulai Minggu untuk mengantisipasi kejadian lebih lanjut.
Pemberlakuan jam malam ini terus berlangsung di hari-hari kemudian sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Kementerian Pertahanan Sri mengatakan warga dilarang keluar rumah hanya pada malam hari, namun kepolisian segera memberlakukannya.
Serangan ini belum bisa dipastikan telah berakhir atau belum. Dua ledakan terbaru mengguncang ibu kota Kolombo pada Minggu siang waktu setempat, sehingga total serangan adalah delapan lokasi.
Satu serangan menyasar hotel di pinggiran Kolombo, menewaskan dua orang.
Sementara satu lainnya bersumber dari aksi bom bunuh diri di sebuah rumah di Kolombo. Pelaku meledakkan diri saat rumahnya digerebek polisi. Kuatnya ledakan membuat bangunan berlantai 3 itu runtuh dan menimpa orang. Di antara korban tewas adalah polisi. (wit)