Pasca Klenteng Terbakar, Warga Probolinggo Sambut Imlek
Pengurus Klenteng Tri Dharma Sumber Naga berbenah membersihkan dan mempercantik tempat peribadatan di Jalan WR. Soepratman, Kota Probolinggo, Jumat, 28 Januari 2022. Mereka akan merayakan Tahun Baru Imlek kali pertama pasca klenteng tua berusia sekitar 150 tahun itu terbakar hebat, 17 Mei 2019 silam.
Seperti diketahui, warga Tionghoa akan menyambut Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili yang jatuh pada Selasa, 1 Februari 2022 mendatang. Pengurus dan jemaat tempat ibadah Tri Dharma (Tao, Kong Hu Tju dan Budha) berbenah sejak Jumat pagi.
Ada yang membersihkan ruang-ruang klenteng, memasang lampion, hingga membersihkan patung-patung dewa (rupang).
Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Erfan Sutjianto mengaku, sudah menerima surat dari Satgas Covid-19 Kota Probolinggo. Isi surat, pengurus klenteng diimbau tidak merayakan Tahun Baru Imlek besar-besaran seperti sebelum pandemi Covid-19 di antaranya, pergelaran wayang semalam suntuk.
“Jumlah jemaat yang hendak bersembahyang juga dibatasi,” ujarnya kepada wartawan, Jumat. Pengurus klenteng juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada jemaat.
Erfan menambahkan, tahun ini klenteng mendapatkan tambahan enam rupang (patung dewa) baru. Sebab, sejumlah rupang juga ikut terbakar saat klenteng itu terbakar hebar, 2019 silam.
“Tahun Baru Imlek kali ini merupakan Imlek pertama pasca kebakaran. Kami akan berdoa semoga negeri ini aman dan pandemi Covid-19 segera berakhir,” ujarnya.
Disinggung dari mana rupang baru tersebut, Erfan mengatakan, didatangkan dari perajin ukir di Jepara, Jawa Tengah. Dikatakan yang memahat patung-patung dewa itu perajin yang beragama Islam.
“Lebih pas patung-patung itu dibuat di Jepara karena klenteng berada di Jawa ketimbangan dari Bali atau China,” katanya.
Bahkan, pembukaan klenteng di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu juga diwarnai selamatan seperti tradisi Jawa. “Pengurus klenteng melaksanakan tumpengan atau adat Jawa untuk selamatan selesainya ruangan baru,” ujarnya.
Sementara itu, Steven, pengurus muda Klenteng Tri Dharma mengaku, senang bangunan klenteng yang baru selesai. Ia pun berpartisipasi, ikut membersihkan rupang. “Untuk membersihkan rupang, saya rela menjadi vegetarian selama seminggu,” ujarnya