Pasca Kasada, Gunung Bromo Kembali ‘Batuk’
Sehari pasca Yadnya Kasada yang diwarnai dengan larung sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo, Kamis dinihari, 18 Juli 2019, gunung berapi tersebut mengalami peningkatan aktivitas.
Gunung Bromo yang statusnya Waspada (Level II), Jumat sore, 19 Juli 2019 sekira pukul 16.37 menimbulkan gempa tremor disertai suara gemuruh dan dentuman dari dalam kawah.
"Benar, kami mendapatkan laporan dari Pos Pengamat Gunung Bromo terkait terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Bromo," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, Jumat malam.
Bromo dilaporkan mengalami gempa dangkal 1 kali dengan gempa tremor (terus- menerus). Sementara amplitudo maksimum 37 milimeter durasi 7 menit 14 detik. “Meski ada peningkatan aktivitas, hingga kini status Gunung Bromo masih Waspada atau Level II,” kata Anggit.
Karena kondisi menjelang malam dan berkabut, kata Anggit, secara visual belum bisa diamati kondisi Bromo. Kawasan dusun paling dekat dengan bibir Laut Pasir (Kaldera) Bromo yakni, Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura aman dari abu vulkanis.
Apalagi angin bertiup ke arat barat dan barat daya (arah Desa Ngadas, Kabupaten Malang). “Kami mendapat laporan, warga Ngadas, Malang merasakan abu vulkanik,” ujar Anggit.
Hal senada diungkapkan Santoso, pemilik homestay di Dusun Cemorolawang. “Kami memang mendengar suara gemuruh dan dentuman keras dari arah kawah, Jumat sore tadi,” katanya.
Santoso menambahkan, tidak ada hujan abu vulkanis yang mengguyur kawasan lereng atas Bromo. “Tetapi kalau arah angin ke utara, bisa jadi nanti abu vulkanis mengguyur Cemorolawang,” kata petani sayur itu. (isa)