Pasca Ditimbun, Pemkot Tarik Kembali Masker dari Kelurahan
Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan penarikan masker yang disebar di beberapa kelurahan. Padahal, rencananya masker-masker tersebut akan dibagikan kepada warga secara cuma-cuma, meski sampai saat ini upaya tersebut belum juga dilakukan.
"Sudah diserahkan kembali ke Puskesmas, beserta sarung tangan dan Iodine," ucap salah satu lurah di Kecamatan Wonocolo, yang tidak ingin diungkap identitasnya, pada Selasa 7 April 2020.
Lurah itu juga mengungkapkan, penarikan masker tersebut dilakukan pada Jumat, 3 April 2020 sore. Petugas dari Puskesmas secara langsung mengambil masker di kantor Kelurahan.
"Kebetulan Bu Kepala Puskesmas yang mampir sendiri," lanjutnya
Saat ditanya alasan dilakukan penarikan masker tersebut, pria yang pernah menjadi PLT di Kelurahan Sidosermo itu mengaku tidak tahu. Kepala Puskesmas hanya menyampaikan bahwa dirinya melakukan tugas dari Pemerintah Kota Surabaya.
Kini, pihak kelurahan terpaksa harus mencari masker yang dibeli secara mandiri. Beberapa juga mengakali dengan memakai masker non medis, seperti masker kain yang biasa dipakai saat berkendara motor.
"Sesuai aturan pusat untuk memakai masker jika berada di luar ruangan. Beli sendiri," jelas lurah tersebut.
Sebelumnya, keberadaan masker yang 'ditimbun' sempat menjadi teka-teki karena keberadaannya yang dirahasiakan. Jumlahnya pun terbilang minim jika harus dibagikan kepada warga di setiap kelurahan.
Upaya konfirmasi kepada pihak Pemkot Surabaya juga selalu nihil. Beberapa kali Ngopibareng.id dan rekan-rekan wartawan di Surabaya tidak mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmawati.
Tak hanya awak media yang kesulitan untuk melakukan komunikasi terhadap pihak Pemkot Surabaya. Di tingkat jajaran Dewan Surabaya juga mengaku kesulitan saat melakukan komunikasi dengan OPD-OPD di lingkungan Pemkot Surabaya.
Akibatnya, selain pandemi corona yang menghantui masyarakat Surabaya, pandemi tak kooperatif Pemkot Surabaya juga menjadi masalah baru.
Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim bagi-bagi masker gratis kepada warga Surabaya sejak bulan Januari 2020.
"Ingat teman-teman waktu aku ngomong ada ramalan yang sesuai dengan BMKG bahwa akan ada gunung meletus? Sebetulnya pada saat itu saya sudah perintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk menyimpan persediaan masker, persediaan baju yang kayak astronot. Jadi, bukan hanya masker tok yang saya simpan, kita punya itu,” ucap Risma, pada Rabu 4 Maret 2020, seperti dikutip Ngopibareng.id
Risma juga mengatakan, tak hanya masker yang ia bagikan kepada warga, namun juga baju hazmat atau alat pelindung diri (APD). Ia juga menegaskan bahwa alasan utama didistribusikan ke kelurahan supaya ketika ada kejadian yang tidak diduga, bisa langsung gerak cepat membagi-bagikan kepada warganya.
"Jadi, sekali lagi sekarang di kelurahan nyimpennya. Jadi bukan aku terus menimbun, itu juga gratis tidak aku jual," kata Risma.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan Dinas Kesehatan telah menyalurkan masker-masker itu ke 63 puskesmas di Surabaya.
Total yang didistribusikan sebanyak 9.892 boks. Setiap boks berisi 50 lembar. Masker tersebut disebut akan dibagikan gratis ke warga Surabaya dalam rangka menghadapi bencana alam, salah satunya penyebaran virus corona atau Covid-19.
Advertisement